Diduga Mempraktikkan Aliran Sesat, Hakim Justru Beri Jaminan 5 Pelaku

Padahal 11 anak ditemukan dalam kondisi memprihatinkan

New Mexico, IDN Times - Kejadian yang menggegerkan Amerika Serikat terjadi di New Mexico, di mana polisi berhasil menyelamatkan 11 anak-anak yang terlihat dalam kondisi kurus kering. Namun satu anak justru menjadi korban tewas akibat praktik seperti ini. Sayangnya, para pelaku yang berjumlah lima orang ini justru diberikan jaminan oleh hakim, setelah pihak kejaksaan gagal memberikan bukti yang valid dalam kasus ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pelaku-pelaku ini merasa tidak bersalah

Diduga Mempraktikkan Aliran Sesat, Hakim Justru Beri Jaminan 5 Pelakutwitter.com/VinniePolitan

Dilansir dari CNN, kelima pelaku yang diketahui bernama Siraj Wahhaj, Hujrah Wahhaj, Subhannah Wahhaj, Jany Leveille, dan Lucas Morten, telah ditangkap oleh pihak kepolisian New Mexico dan menghadapi 11 tuduhan pelecehan terhadap anak di bawah umur. Mereka membantah melakukan tindak pidana seperti yang dituduhkan oleh pihak jaksa.

Kejadian ini bermula saat penangkapan mereka pada tanggal 3 Agustus 2018 lalu, dengan menemukan 11 anak-anak dalam kondisi yang begitu memprihatinkan di kompleks mereka.

Petugas yang menemukan anak-anak mengatakan mereka tampak seperti pengungsi negara dunia ketiga yang tidak hanya tanpa makanan atau air, tetapi tanpa sepatu, kebersihan, serta yang lebih miris lagi pakaiannya kotor.

2. Mereka mempersiapkan seorang anaknya untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah

Diduga Mempraktikkan Aliran Sesat, Hakim Justru Beri Jaminan 5 Pelakutwitter.com/CBSNews

Tak hanya itu, jaksa menuduh mereka bertindak mempraktikkan aliran sesat dengan melakukan ritual keagamaan terhadap seorang anak dari Siraj Wahhaj yang menderita kejang-kejang. Keluarga percaya bahwa setelah iblis diusir dari tubuh anak tersebut, dia akan menjadi Yesus dan mengarahkan untuk melakukan tindakan pemberontakan disertai kekerasan terhadap pemerintah.

Dengan persenjataan besar di belakangnya, mereka mendirikan beberapa senjata api, dan melatih setidaknya dua dari anak-anak yang lebih tua dalam penanganan senjata. Sehingga mereka dapat membantu orang dewasa dalam menyingkirkan lembaga "korup", seperti penegakan hukum, sistem pendidikan, dan lembaga keuangan.

"Ini bukan perjalanan berkemah dan ini bukan tempat tinggal sederhana, seperti yang banyak dilakukan orang di New Mexico. Bukti secara keseluruhan menunjukkan bahwa keluarga ini telah menjalankan sebuah misi. Dan itu adalah kekerasan, yang tentunya berbahaya. Dan itu memberi banyak cahaya bagi pengadilan dalam hal kesimpulan yang wajar tentang perilaku berbahaya di masa depan, adalah titik dari persidangan ini," ungkap salah seorang jaksa, Timothy Hasson, seperti yang dikutip dari CNN.

3. Seorang hakim justru memberikan jaminan kepada lima pelaku

Diduga Mempraktikkan Aliran Sesat, Hakim Justru Beri Jaminan 5 Pelakutwitter.com/Menza4Menza

Pihak kejaksaan dinilai gagal memberikan bukti terkait kasus yang mereka tuduhkan terhadap pelaku. Hakim Sarah Backus justru memberikan jaminan kepada 5 orang pelaku ini yang dituduh melakukan pelecehan terhadap anak. Diberikannya obligasi yang berarti mereka bisa dibebaskan dalam kondisi tertentu serta harus membayar obligasi jika tidak menaati perintah pengadilan.

Agen FBI, Travis Taylor, memberikan kesaksian mengenai kasus ini. Menurut salah satu dari anak-anak itu, keluarga itu tiba di New Mexico pada bulan Januari 2018. Mereka datang atas instruksi Leveille, yang dipercaya keluarga menerima pesan dari Tuhan melalui malaikat Gabriel.

Ketika mereka tiba di New Mexico, Leveille mengatakan kepada keluarga untuk terus melakukan ritual pada Abdul-Ghani untuk mengusir setan dari tubuhnya. Dalam ritual itu, ayah Abdul-Ghani membacakan ayat-ayat dari Al-Qur'an saat dia memegang tangannya di dahi anak itu. Menurut anak-anak, dalam satu ritual itu, Abdul-Ghani pingsan dan jantungnya berhenti berdetak, petugas itu bersaksi.

Tubuhnya dicuci beberapa kali, dibungkus seprai, dan kemudian dimakamkan di kompleks itu. Ketika tubuhnya memburuk, dia dipindahkan ke sebuah terowongan di bawah kompleks, di mana dua orang dewasa akan mencuci tubuhnya setiap hari.

Akan tetapi, pihak pengacara pelaku menilai apa yang dilakukan pelaku justru menunjukkan rasa hormat, bukan perilaku kasar yang sering dituduhkan kepada para kliennya ini.

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya