Presiden Perancis Peringatkan Para Pemimpin Dunia Tolak Nasionalisme

Apa maksud dari pernyataan tersebut?

Paris, Perancis, IDN Times - Peringatan berakhirnya Perang Dunia I telah berlangsung di Perancis. Sebagai tuan rumah, Presiden Perancis, Emmanuel Macron, memperingatkan para pemimpin dunia untuk menolak nasionalisme. Kedua pemimpin dunia hadir pada acara ini seperti Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Apa maksud dari pernyataan Macron tersebut?

1. Macron menilai patriotisme merupakan kebalikan dari nasionalisme

Presiden Perancis Peringatkan Para Pemimpin Dunia Tolak Nasionalismetwitter.com/CNNPolitics

Dilansir dari CNN, Presiden Perancis, Emmanuel Macron, muncul dalam pidatonya sebagai penjaga paling vokal di Uni Eropa yang menghadapi gelombang global nasionalisme. Bahkan ia menyebut sikap patriotisme sendiri bertentangan dengan nasionalisme. "Patriotisme adalah kebalikan dari nasionalisme. Nasionalisme adalah pengkhianatan patriotisme. 

Dengan mengatakan kepentingan kita terlebih dahulu, siapa yang peduli terhadap yang lain, kita menghapus apa yang disandang oleh suatu bangsa, apa yang memberinya hidup, apa yang membuatnya hebat dan apa yang penting: nilai-nilai moralnya," ungkap pernyataan pidato Macron seperti yang dikutip dari CNN. Tentu ini juga membuat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, agak sedikit terkejut mendengar pidatonya. dan menggambarkannya sebagai "pengkhianatan patriotisme".

2. Trump lebih memilih berdiam diri menanggapi pidato tersebut

Presiden Perancis Peringatkan Para Pemimpin Dunia Tolak Nasionalismetwitter.com/SissyWillis

Donald Trump sendiri dengan bangga mendukung kebijakan luar negeri "America First". Saat berkunjung ke pemakaman para tentara Amerika Serikat yang gugur di sana, Trump memilih tidak memberikan tanggapan mengenai pidato dari Macron dan memilih memberikan pidato singkat menghormati gugurnya para pejuang. "Masing-masing salib marmer dan Bintang Daud menandai kehidupan seorang prajurit Amerika besar, pejuang hebat mereka yang memberikan segalanya untuk keluarga, negara, Tuhan dan kebebasan," ungkap isi pidao singkat yang disampaikan Trump seperti yang dikutip oleh CNN.

Sebelumnya, Trump menimbulkan kontroversi dengan membatalkan kunjungannya ke pemakaman lain pada hari Sabtu lalu dengan alasan cuaca buruk. Namun, pada hari Minggu dalam kunjungannya ke Paris, sejumlah demonstran wanita dengan pakaian topless berkumpul dan menuliskan di bagian dadanya dengan tulisan "fake peacemaker" sebelum akhirnya ditangkap kepolisian setempat.

3. Masing-masing negara menggelar acara serupa

Presiden Perancis Peringatkan Para Pemimpin Dunia Tolak Nasionalismetwitter.com/RoyalFamily

Tak hanya di Paris saja, di Inggris juga diadakan acara serupa dengan Ratu Elizabeth II memimpin upacara peringatan Armistice Day yang ke-100. Ratu Elizabeth II ditemani oleh para anggota keluarga kerajaan, termasuk Pangeran William dan Catherine (Duke & Duchess of Cambridge) serta Pangeran Harry dan Meghan (Duke & Duchess of Sussex) yang digelar di Cenotaph, London, Inggris. Upacara tersebut berlangsung dengan khusyuk. Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison juga mengadakan acara ini yang dimana ia memberikan pidato mengenai semua orang perlu belajar dari masa lalu sehingga kita bisa mengarahkan arus perubahan zaman kita dengan lebih baik. 

Upacara ini sendiri digelar di National War Memorial di Canberra, Australia. Di Selandia Baru, upacara salut senjata berlangsung di Wellington serta di India, Perdana Menteri Narendra Modi mengadakan acara ini sekaligus memperingati gugurnya 74.000 pasukan yang tewas pada saat itu. "Ini adalah perang di mana India tidak terlibat langsung, namun tentara kami bertempur di seluruh dunia, hanya untuk tujuan perdamaian," ungkap Narendra Modi mengungkapkan tugas mulia para pasukannya ketika itu melalui pidato seperti yang dikutip dari BBC.

Seperti yang diketahui sebelumnya, pada saat terjadinya Perang Dunia I yang berlangsung sejak 1914 hingga 1918, sebanyak 9,7 juta tentara serta 10 juta warga sipil di seluruh dunia menjadi korban tewas. Uniknya gencatan senjata terjadi tepat pada pukul 11 di hari ke-11 bulan ke-11 tahun 1918 yang menandakan berakhirnya perang.

Baca Juga: Rawan Anoreksia, Perancis Larang Model di Negaranya Bertubuh Kurus

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya