Ramal Masa Depan Bolsonaro: Bisa Penjara, Kematian, dan Menang

Bolsonaro sedang mengincar masa jabatan kedua di Pemilu

Jakarta, IDN Times - Presiden Brazil, Jair Bolsonaro dalam pernyataannya pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021, waktu setempat telah meramal masa depannya yakni antara penjara, kematian, dan kemenangan. Bolsonaro sendiri memang mengincar jabatan kedua sebagai Presiden Brazil di Pemilu Presiden Brazil tahun 2022 ini.

1. Ia secara menegaskan bahwa tidak ada kemungkinan masuk penjara 

Dilansir dari BBC, Presiden Brazil ini mengatakan ada 3 alternatif yang membayanginya dalam masa depannya seperti penjara, kematian, atau kemenangan Pemilu Presiden Brazil tahun 2022 ini.

Pemimpin populis sayap kanan itu membuntuti mantan Presiden Brazil sayap kiri, Luis Inacio Lula da Silva, dalam jajak pendapat.

Akan tetapi, mantan perwira militer itu mengatakan tidak ada kemungkinan dipenjara karena tidak ada seorang pun di Bumi yang akan mengancam dirinya.

Bahkan pada tahun 2018 lalu, Bolsonaro hampir ditikam hingga tewas saat kampanye menjelang Pemilu Presiden Brazil 2018 lalu dan pernyataannya muncul di tengah ketegangan sengit antara dia dan otoritas peradilan serta Pemilu Brazil.

Pada hari Jumat, 27 Agustus 2021, lalu sebanyak 150 masyarakat adat memprotes di depan Istana Kepresidenan Brazil menjelang keputusan Mahkamah Agung Brazil di tanah leluhur mereka.

Bolsonaro sendiri telah mendukung mundurnya hak-hak masyarakat adat, dengan mengatakan bahwa itu adalah penghalang bagi ekspansi pertanian.

2. Rencana Bolsonaro mengubah sistem pemungutan suara pada Pemilu Brazil berakhir gagal

Baca Juga: Minta Ubah Sistem Pemilu, Usul Bolsonaro Ditolak Kongres

Beberapa pekan lalu, Bolsonaro mengalami kekalahan di Kongres, setelah recananya untuk mengubah sistem pemungutan suara elektronik saat ini dalam Pemilu menjadi satu dengan jejak kertas berakhir gagal.

Usulan itu tidak memenuhi mayoritas tiga perlima yang diperlukan untuk amandemen konstitusi. Bolsonaro, menilai sistem saat ini terbuka menyebabkan penipuan.

Pengadilan Pemilu telah menolak tuduhan itu sebagai disinformasi. Para pengkritik pemimpin Brazil, yang dijuluki "Trump of the Tropics" selama kampanyenya, mengatakan dia menggunakan taktik yang sama seperti yang dilakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menuduh adanya penipuan yang meluas jika kalah dalam Pemilu berikutnya.

Bolsonaro sendiri sudah bertahun-tahun berkampanye untuk perubahan sistem Pemilu Elektronik Brazil, yang telah ada selama 25 tahun dan yang menurut para ahli memiliki rekam jejak yang solid.

Sebelumnya, amandemen konstitusi untuk mengubah sistem disetujui oleh 229 dari 519 anggota Majelis Rendah Kongres, sedangkan untuk bisa lolos membutuhkan minimal 308 suara anggota.

Presiden Brazil mengatakan harus ada sistem campuran di mana tanda terima dicetak untuk setiap suara yang diberikan secara elektronik.

Dia berpendapat bahwa jejak kertas yang dapat diaudit secara publik akan membuat kasus penipuan suara lebih sulit.

3. Sistem pemungutan suara elektronik di Brazil mendapatkan pujian karena dianggap menghilangkan terjadinya kecurangan suara

Ramal Masa Depan Bolsonaro: Bisa Penjara, Kematian, dan MenangBendera Brazil. (Pixabay.com/ilanwet)

Presiden Pengadilan Pemilu Brazil, Luis Roberto Barroso, mengatakan mengancam pelaksanaan Pemilu merupakan perilaku anti-demokrasi serta mencermati debat publik dengan disinformasi, kebohongan, kebencian, dan teori konspirasi juga merupakan perilaku anti-demokrasi.

Ia menambahkan hal-hal yang salah sedang terjadi di Brazil dan semua pihak harus waspada. Barroso tidak membuat referensi eksplisit ke Bolsonaro tetapi target pernyataannya jelas.

Salah satu media setempat memuji upaya untuk memerangi perang salib Bolsonaro melawan sistem pemungutan suara elektronik Brazil yang dirayakan secara internasional, yang disebutnya tidak lebih dari serangan terhadap demokrasi.

Sistem pemungutan suara elektronik Brazil yang diterapkan sejak tahun 1996 lalu telah dipuji secara luas karena membantu menghilangkan kecurangan dan mempercepat hasil Pemilu di Brazil.

Menurut Pengadilan Pemilu Brazil, lebih dari 147 juta pemilih tersebar di 5.567 kota menggunakan lebih dari 400 ribu mesin pemungutan suara untuk memberikan suara mereka dalam Pemilu Regional tahun 2020 lalu.

Upaya Bolsonaro untuk melemahkan kepercayaan pada sistem Pemilu, yang memiliki gema dari kampanye "Stop the Steal" Trump dan upaya serupa oleh calon Presiden Peru, Keiko Fujimori, mendahului Pemilu yang mendahului proses Pemilu Brazil pada Oktober 2018 lalu.

Putra dari Bolsonaro, Eduardo, mengatakan bahwa dia khawatir ayahnya akan kalah dalam Pemilu Presiden Brazil karena kecurangan suara yang melibatkan mesin elektronik.

Menurut Eduardo, tampak membingungkan pada sistem mesin pemungutan suara elektronik dengan kertas suara serta menambahkan ada banyak cerita tentang kotak suara yang dibuka pada awal hari dan sudah ada suara di sana untuk beberapa calon.

Baca Juga: Senator Oposisi di Brazil Ajukan Tuntutan Pidana pada Bolsonaro

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya