Ribuan Petani India Protes Besar-besaran Terhadap UU Pertanian

Hal ini membuat adanya pemogokkan massal di seluruh India

New Delhi, IDN Times - Sebanyak ribuan petani di India melakukan protes besar-besaran mengenai UU Pertanian yang baru. Hal ini yang menyebabkan adanya pemogokkan massal oleh para petani di seluruh India pada hari Selasa, 8 Desember 2020, waktu setempat. Apa alasan mereka memprotes undang-undang tersebut?

1. Sebanyak 15 partai oposisi mendukung langkah para petani untuk melakukan mogok massal

Ribuan Petani India Protes Besar-besaran Terhadap UU PertanianSuasana protes besar-besaran oleh ribuan petani di India menentang adanya UU Pertanian yang baru. (Twitter.com/jsa_india)

Dilansir dari BBC, para petani India telah menyatakan mogok massal di seluruh India di tengah kebuntuan dengan pihak pemerintah India atas reformasi baru mengenai UU Pertanian. Pemogokan tersebut dilatarbelakangi adanya tiga pembicaraan yang tidak meyakinkan antara kedua belah pihak, di mana menurut para petani bertentangan dengan kepentingan mereka. Ribuan petani telah mengepung kota New Delhi selama 12 hari terakhir ini dan setidaknya 15 partai oposisi mendukung langkah yang diambil oleh para petani saat ini.

Para petani sendiri merasa prihatin bahwa reformasi undang-undang tersebut berujung pada mengakibatkan berakhirnya harga grosir pasar serta harga terjangkau, sehingga mereka tidak memiliki opsi cadangan. Artinya, jika para petani tidak puas dengan harga yang ditawarkan oleh pembeli dari pihak swasta, maka mereka tidak dapat menggunakan sistem mandi atau sistem dengan cara tawar-menawar selama negosiasi harga.

2. Beberapa usulan dalam reformasi UU Pertanian yang baru

Ribuan Petani India Protes Besar-besaran Terhadap UU PertanianPerdana Menteri India, Narendra Modi, saat akan menghadiri acara peringatan Armed Forces Flag Day pada tanggal 7 Desember 2020 lalu. (Twitter.com/narendramodi)

Partai berkuasa saat ini sekaligus partai dari Perdana Menteri India, Narendra Modi, partai Bharatiya Janata (BJP) mengatakan reformasi undang-undang ini akan memungkinkan peran swasta yang lebih besar di sektor pertanian sekaligus tidak akan merugikan pendapatan para petani. Secara keseluruhan, reformasi yang dianggap kontroversial ini akan melonggarkan aturan penjualan, penetapan harga, serta penyimpanan hasil pertanian, di mana selama ini aturan tersebut melindungi petani India dari pasar bebas yang tidak terkekang selama beberapa dekade.

Tak hanya itu, dalam usulan reformasi tersebut juga mengizinkan pembeli dari pihak swasta untuk menimbun komoditas penting pada penjualan di beberapa waktu ke depan, yang hanya dapat dilakukan oleh agen resmi pemerintah sebelumnya. Mereka juga menguraikan untuk pertanian kontrak, di mana petani menyesuaikan produksinya agar sesuai dengan permintaan pembeli tertentu. Salah satu perubahan terbesar adalah bahwa petani akan diizinkan untuk menjual produk mereka dengan harga pasar langsung ke pihak swasta, seperti bisnis pertanian, jaringan supermarket, serta pedagang online.

Saat ini, sebagian besar petani di India menjual sebagian besar produk mereka sendiri di pasar grosir yang dikendalikan oleh pemerintah dengan harga dasar yang terjamin. Pasar-pasar ini sendiri dijalankan oleh komite yang terdiri dari petani, seringkali pemilik tanah besar, serta pedagang atau agen komisi yang bertindak sebagai perantara penjualan, mengatur penyimpanan dan transportasi, atau bahkan kesepakatan pembiayaan.

Baca Juga: Menkes India Positif COVID-19 saat Jadi Relawan, Covaxin Ajukan Izin

3. Sebagian besar petani diketahui berasal dari negara bagian Punjab

Ribuan Petani India Protes Besar-besaran Terhadap UU PertanianSuasana protes besar-besaran oleh ribuan petani di India menentang adanya UU Pertanian yang baru. (Twitter.com/SimranBhinder8)

Sebagian besar petani yang melakukan protes besar-besaran berasal dari negara bagian Punjab dan Haryana di bagian utara, serta termasuk dalam komunitas pertanian terkaya di negara bagian tersebut. Kampanye yang mereka lakukan mendapatkan dukungan di media sosial dan diantara komunitas Sikh yang berpengaruh di Punjab serta di negara-negara bagian lainnya.

Meskipun kemudian mereka diizinkan masuk ke kota, ribuan dari mereka masih berada di perbatasan serta berjanji untuk tidak angkat kaki hingga pemerintah membatalkan reformasi. Protes tersebut datang bertepatan di mana situasi di India sedang mengalami kenaikan drastis kasus COVID-19, yang tentunya menimbulkan kekhawatiran dari sesama petani yang ikut aksi tersebut. RUU Pertanian sebelumnya sempat mengguncang parlemen India ketika disahkan pada bulan September 2020 lalu yang menyebabkan penangguhan terhadap 8 anggota parlemen dari oposisi. 

Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya