Selandia Baru: Visi untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

PM Selandia Baru nilai krisis iklim adalah hidup atau mati

Wellington, IDN Times - Pemerintah Selandia Baru telah diberikan visi untuk pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2025 ini. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada hari Rabu, 9 Juni 2021, waktu setempat menilai krisis iklim merupakan hidup atau mati. Bagaimana awal ceritanya?

1. Komisi Iklim Selandia Baru memberikan saran dalam bentuk dokumen yang menguraikan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru

Selandia Baru: Visi untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah KacaPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menilai krisis iklim saat ini adalah hidup atau mati. (Instagram.com/jacindaardern)

Dilansir dari The Guardian, Selandia Baru telah diberikan visi baru untuk pengurangan emisi gas rumah kaca, termasuk pengurangan jumlah hewan di peternakan, tidak ada sambungan gas rumah tangga baru pada tahun 2025 ini, serta perubahan dramatis ke mobil listrik pada dekade berikutnya. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan krisis iklim adalah masalah hidup atau mati ketika dia berbicara pada rilis peta jalan baru untuk tanggapan pemerintah terhadap pemanasan global. Komisi Iklim Selandia Baru telah merilis saran terakhirnya pada hari Rabu, 9 Juni 2021, waktu setempat dengan sebuah dokumen menyeluruh yang menguraikan apa yang harus dilakukan Selandia Baru jika ingin memenuhi targetnya untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2050 ini dan mengurangi metana biogenik emisi sebesar 24 persen hingga 47 persen.

Ardern dan Menteri Iklim Selandia Baru, James Shaw, mendukung temuan laporan tersebut dengan menyebutnya sebagai cetak biru yang dapat dicapai untuk perubahan. Tetapi, mereka menekankan bahwa mereka akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencerna dokumen setebal 400 halaman sebelum menguraikan tanggapan kebijakan formal. Undang-Undang Multi Partisan yang disahkan oleh Ardern pada tahun 2019 lalu berarti pemerintah secara hukum berkewajiban untuk mempertimbangkan dan membuat rencana kebijakan berdasarkan saran komisi, yang akan dirili sebelum akhir tahun 2021 ini.

2. Ardern mengatakan laporan itu adalah salah satu dokumen yang paling penting selama menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru

Selandia Baru: Visi untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah KacaPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menilai krisis iklim saat ini adalah hidup atau mati. (Instagram.com/jacindaardern)

Dalam laporan tersebut menjabarkan jalur bagi Selandia Baru untuk memenuhi kewajiban pengurangan gas rumah kaca pada tahun 2050 ini. Hal ini termasuk reformasi pertanian skala luas untuk mengurangi emisi metana, menurunkan ukuran ternak sebesar 10 persen hingga 15 persen, mengakhiri impor mobil bermesin pembakaran, menghilangkan sambungan gas rumah tangga, dan lebih sedikit perjalanan dengan mobil secara keseluruhan. Beberapa dari perubahan itu akan membutuhkan transformasi drastis untuk memenuhi tujuannya demi emisi transportasi, Selandia Baru perlu meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik hingga 50 persen dalam 10 tahun ke depan dan saat ini baru sekitar 1-2 persen.

Saat mengeluarkan saran dari komisi terkait, Ardern mengatakan laporan itu adalah salah satu dokumen paling penting yang akan diterima selama saya menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru. Dia juga mencatat bahwa jalan ke depan akan menjadi tantangan bagi Selandia Baru yang menurutnya memiliki peta jalan tidak mengubah fakta bahwa jalannya terkadang curam dan sulit. Ardern menekankan dalam pidatonya bahwa memenuhi target iklim di Selandia Baru dapat tercapai dan terjangkau dengan teknologi yang ada serta menguraikan kemajuan yang telah dibuat pemerintah.

Akan tetapi, mencapai tujuan iklimnya akan membutuhkan pembalikan modal lintasan Selandia Baru saat ini. Selandia Baru adalah salah satu negara dengan kinerja terburuk di dunia dalam hal peningkatan emisi. Sekitar tahun 1990-2018, emisinya naik sekitar 57 persen, yang merupakan peningkatan terbesar kedua dari semua negara industri dan awal tahun 2021 ini, data menunjukkan bahwa emisi Selandia Baru telah meningkat sebesar 2 persen pada tahun 2018-2019.

Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, COVID-19 Alarm Kerusakan Alam

3. Prakiraan ekonomi pada tahun 2035 ini akan memotong 0,5 persen dari PDB tahunan dan 1,2 persen pada tahun 2050 ini

Selandia Baru: Visi untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah KacaPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menilai krisis iklim saat ini adalah hidup atau mati. (Pixabay.com/Holgi)

Beberapa perubahan utama pada draf saran di antaranya sedikit peningkatan anggaran emisi, kemitraan yang lebih kuat dengan komunitas adat setempat, fokus pada kesetaraan, analisis lebih dekat terhadap teknologi yang muncul, serta biaya dan dampak terhadap PDB. Prakiraan ekonomi yang disempurnakan akan memotong sekitar 0,5 persen dari PDB tahunan pada tahun 2035 ini dan 1,2 persen pada tahun 2050 ini. Tetapi ini adalah setengah dari dampak tidak membuat perubahan apapun yang diperkirakan akan menjadi 1 persen pada tahun 2035 ini dan 2,3 persen pada tahun 2050 ini.

Komisi terkait saat ini sedang memperkirakan lebih sedikit kendaraan bermotor akan berada di armada pada periode anggaran awal daripada yang diproyeksikan pertama karena kendala pasokan. Dalam menerima laporan terbaru, Ardern merujuk pidatonya sekitar 4 tahun lalu di Auckland, Selandia Baru, ketika dia membandingkan perubahan iklim dengan gerakan bebas nuklir. Berdasarkan data terbaru, Selandia Baru saat ini perlu lebih ambisius dan harus mulai membuat perubahan sebagai bangsa saat ini.

Baca Juga: Pesan Bill Gates pada Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya