Seorang Bayi Lahir Selamat Dari Rahim Transplantasi Milik Orang Mati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sao Paulo, IDN Times - Proses kelahiran seorang bayi dengan menggunakan rahim hasil transplantasi orang meninggal berhasil dilakukan. Bayi tersebut diketahui lahir di Brazil, tepatnya di kota Sao Paulo. Para dokter yang menangani proses kelahiran ini begitu bangganya bisa menjalankan tugasnya dengan lancar. Bagaimana awal ceritanya?
1. Operasi ini memakan waktu selama 10 jam
Dilansir dari BBC, seorang bayi berjenis kelamin perempuan telah lahir menggunakan rahim hasil transplantasi dari orang meninggal. Operasi ini memakan waktu selama 10 jam dan berlangsung dengan lancar. Sebuah studi kasus di Brazil menunjukkan bahwa pendonoran rahim dari orang yang telah meninggal adalah jalan potensial pengobatan untuk wanita dengan infertilitas uterus.
Padahal sebelumnya sudah ada 39 kasus proses kelahiran menggunakan transplantasi rahim dari orang yang masih hidup, termasuk seorang ibu yang tidak diketahui namanya ini menyumbangkan rahim mereka kepada putri mereka yang berhasil melahirkan 11 orang anak. Sebelumnya, ada 10 kasus transplantasi menggunakan rahim orang meninggal dan semuanya berakhir dengan keguguran. Transplantasi rahim sendiri merupakan salah satu cara di bidang kedokteran yang sedang berkembang, namun para dokter sangat eksperimental serta operasi yang sangat sulit untuk diselesaikan.
2. Penerima donor rahim ini diketahui menderita sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser
Wanita penerima donor rahim berusia 32 tahun yang tidak diketahui namanya ini ternyata menderita sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser, dimana sindrom tersebut mempengaruhi sekitar 1 dari 4.500 wanita yang menyebabkan vagina dan rahim gagal terbentuk dengan baik. Namun demikian, indung telurnya dalam keadaan baik-baik saja sehingga dokter dapat membuang telurnya serta membuahi mereka dengan sperma hasil donor yang dibekukan.
Editor’s picks
Wanita tersebut diberi obat yang melemahkan sistem kekebalannya untuk mencegah tubuhnya menyerang dan menolak transplantasi. Sebelum transplantasi dilakukan, wanita ini menjalani satu siklus in-vitro fertilization selama 4 bulan dan menghasilkan 8 telur yang dibuahi di cryopreserved. Untuk pendonor sendiri diketahui wanita berusia 45 tahun yang sudah meninggal akibat pendarahan subarachnoid, suatu penyakit stroke yang melibatkan pendarahan di dalam otak.
3. Bayi ini diketahui memiliki berat badan 2,5 kg
Bayi perempuan ini lahir dalam operasi caesar dalam waktu kehamilan sekitar 35 minggu 3 hari dengan berat badan 2,5 kg. Dalam kesimpulan yang didapat setelah melakukan transplantasi dari rahim orang meninggal, Dr. Antonio Pellicer dari Roma, Italia mencatat bahwa prosedur ini merupakan sebuah terobosan dan masih dalam tahap yang sangat awal.
"Semua penelitian yang harus dilakukan di bidang ini (baik dari donor hidup atau mati) harus memaksimalkan tingkat kelahiran hidup, meminimalkan risiko bagi pasien yang terlibat dalam prosedur (donor, penerima, dan anak yang belum lahir), dan meningkatkan ketersediaan organ. Dengan perluasan lapangan, jumlah prosedur akan meningkat, dan ini akan memungkinkan masyarakat untuk menetapkan berbagai jenis desain studi, seperti studi perbandingan (idealnya acak) atau seri prospektif yang panjang.
Dalam bidang yang berkembang seperti transplantasi rahim, peran jaringan kolaboratif dan masyarakat seperti International Society of Uterus Transplantation atau kelompok minat baru dalam masyarakat ilmiah yang sudah ada akan menjadi sangat penting.
Mereka harus mempromosikan pendidikan dan bimbingan sehingga kelompok-kelompok yang melakukan transplantasi uterus untuk pertama kalinya dapat memperoleh manfaat dari pengalaman para pionir. Mereka juga harus mendorong prosedur yang akan dilakukan dan dilaporkan secara transparan dengan mengesahkan pendaftaran prosedur dan dengan mengembangkan pendaftar yang akurat," ungkap penjelasan mengenai transplantasi rahim oleh Dr. Antonio Pellicer seperti yang dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Dokter Tiongkok Ini Yakin Bisa Lakukan Transplantasi Kepala Pertama di Dunia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.