Tuntutan Reformasi Ditolak, Para Demonstran Serbu Kepolisian Thailand

Mereka kecewa dengan keputusan yang diambil parlemen

Bangkok, IDN Times - Sebanyak ribuan demonstran mengamuk setelah permintaan reformasi besar-besaran di Thailand ditolak pada hari Rabu, 18 November 2020, waktu setempat. Mereka menyerbu kantor kepolisian Thailand atas sikap kekecewaan terhadap pihak parlemen Thailand yang menolak proposal tersebut. Bagaimana situasi di Thailand saat ini?

1. Demonstran menuntut pemerintah Thailand bersikap lebih demokratis

Tuntutan Reformasi Ditolak, Para Demonstran Serbu Kepolisian ThailandSituasi di mana Thailand sedang dilanda protes besar-besaran menuntut adanya reformasi. (Twitter.com/zkdk_92)

Dilansir dari BBC, ribuan demonstran di Thailand telah berkumpul di markas besar Kepolisian Thailand pada hari Rabu, 18 November 2020, malam waktu setempat dengan merusak gedung tersebut. Mereka marah setelah proposal reformasi yang diajukannya ditolak pihak parlemen Thailand sebagaimana tuntutan utama mereka. Akibatnya, para demonstran justru melumuri kantor tersebut dengan cat warna-warni dan menyemprotkan grafiti sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Thailand.

Para anggota polisi membentuk barikade diri di dalam stasuin dan tidak melakukan intervensi. Para demonstran sendiri berusaha mencapai gedung parlemen Thailand di mana anggota parlemen memperdebatkan kemungkinan adanya perubahan pada konstitusi, termasuk proposal kontroversial oleh kelompok sipil dan adanya Internet Dialogue on Law Reform (iLaw) yang didukung oleh para demonstran. 

Tak hanya itu saja, proposal reformasi yang diajukan juga menyerukan pemerintah Thailand yang lebih transparan dan demokratis serta reformasi yang memastikan hanya anggota parlemen terpilih yang bisa menjadi Perdana Menteri Thailand berikutnya. Untuk saat ini, Thailand memiliki sistem di mana parlemennya dapat mencalonkan orang yang tidak terpilih di parlemen sebagai Perdana Menteri.

2. Meski menuntut adanya reformasi, mereka tidak ingin menghapus monarki Thailand yang sudah sejak lama

Tuntutan Reformasi Ditolak, Para Demonstran Serbu Kepolisian ThailandSituasi saat para anggota polisi mengawal di beberapa tempat yang ada di Bangkok saat protes besar-besaran pada hari Rabu, 18 November 2020, lalu. (Twitter.com/Armygivez)

Dengan kejadian seperti itu, para demonstran sebenarnya telah melanggar aturan yang sudah dipegang sejak lama dengan hukuman penjara karena telah menyerukan reformasi monarki untuk mengekang kekuasaan Raja Thailand serta memastikan telah bertanggung jawab terhadap konstitusi. Perubahan reformasi negara Thailand menjadi tantangan terbesar bagi pembentukan negara Thailand selama beberapa dekade. 

Uniknya, para demonstran justru tidak ingin penghapusan kekuasaan monarki, melainkan menyerukan penghapusan undang-undang pencemaran nama baik yang melindungi keluarga Kerajaan Thailand dari kritikan. Kekuasaan monarki yang ada di Thailand sendiri memang sudah lama sejak ada sehingga mereka tidak ingin Kerajaan Thailand dihapus dalam lingkup kekuasaan di Thailand. Sampai saat ini, pihak istana Kerajaan Thailand belum memberikan tanggapan meski sebelumnya Raja Thailand mengatakan kepada para demonstran bahwa ia mencintai mereka semua.

Baca Juga: Demonstran Thailand Terlibat Bentrok dengan Pro Loyalis 

3. Pada hari Selasa, 17 November 2020, lalu sebanyak 55 demonstran mengalami luka-luka akibat protes besar-besaran

Tuntutan Reformasi Ditolak, Para Demonstran Serbu Kepolisian ThailandProtes besar-besaran yang terjadi di Thailand pada hari Selasa, 17 November 2020, lalu. (Twitter.com/AbdulsatarBoch1)

Pada hari Selasa, 17 November 2020, lalu sebelumnya terjadi protes besar-besaran yang justru saat itu mengakibatkan sebanyak 55 orang luka-luka sedangkan 5 orang lainnya mengalami luka tembak, termasuk diantaranya 2 orang pelajar. Saat itu, mereka menuntut pencopotan Perdana Menteri Thailand saat ini, Prayuth Chan-ocha, mantan jenderal angkatan darat, dari jabatannya. Tak hanya itu saja, sebanyak puluhan orang ditangkap karena ikut serta dalam protes besar-besaran yang berujung anarkis ini.

Para demonstran diketahui menyindir pemerintah yang didukung militer dengan membawa bebek karet raksasa ke rapat umum. Akan tetapi, bebek karet tersebut justru digunakan untuk melindungi diri dari ledakan meriam air, di mana air tersebut mengandung bahan pengiritasi kimiawi. Tak hanya itu saja, para anggota polisi yang berjaga juga menggunakan gas air mata untuk meredam aksi protes besar-besaran dari para demonstran.

Baca Juga: [FOTO] Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Resmikan Kereta MRT Bangkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya