17 Negara Bagian AS Gugat Trump tentang Pemisahan Keluarga Imigran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seattle, IDN Times - Sebanyak 17 negara bagian Amerika Serikat baru saja dilaporkan telah menggugat kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump, yang bertekad memisahkan anak-anak tidak berdokumen dari orangtua mereka di Pengadilan Federal di Seattle, Selasa (26/6/2018) lalu waktu setempat.
Ke-17 negara bagian penggugat ITU menyebut kebijakan Trump adalah inkonstitusional. Mereka mengklaim kebijakan Pemerintah Federal AS tersebut telah melanggar hak Amandemen Kelima imigran untuk perlindungan dan proses hukum yang setara.
Ke-17 negara-negara bagian penggugat itu termasuk Washington, California serta New York.
1. Upaya bersama jaksa Negara
Dirilis dari Bloomberg, adalah Jaksa Agung California Xavier Becerra yang memimpin rekan-rekan jaksa negara di Washington dan Massachusetts. Sebelumnya, gerakan ini dipelopori oleh Jaksa Agung Jeff Sessions.
"Ketidakpedulian Presiden Trump terhadap hak asasi manusia anak-anak dan orang tua yang telah direnggut dari satu sama lain adalah hal yang mengerikan," kata Becerra dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg. "Keamanan, keamanan dan kesejahteraan anak-anak kita terlalu penting untuk diancam oleh sebuah manuver politik tanpa perasaan."
Negara tersebut di antaranya Massachusetts, Delaware, Iowa, Illinois, Maryland, Minnesota, New Jersey, New Mexico, North Carolina, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Virginia plus District of Columbia.
2. Puluhan ribu anak-anak migran tanpa pendamping orang dewasa
Editor’s picks
Sementara itu, BBC melaporkan, Kantor Penampungan Pengungsi (Office of Refugee Resettlement) Departemen Kesehatan AS mengungkapkan, sejauh ini mereka telah merawat sebanyak 2.047 anak migran di Washington.
Walau demikian, secara total terdapat 11800 anak migran di seluruh jaringan kantor penampungan yang tersebar di seluruh penjuru AS. Anak-anak itu dilaporkan tanpa pendamping orang dewasa.
Terkait hal itu, Jaksa Agung New York Barbara Underwood menyinggung anak-anak migran yang ditahan di New York City cenderung menunjukkan tanda-tanda depresi, cemas dan perilaku bunuh diri.
"Dengan merenggut anak-anak dari orang tua mereka dan mengirim mereka ratusan mil jauhnya, kebijakan Trump telah menyebabkan trauma tak terduga kepada anak-anak ini, sementara di sisi lain telah merusak cita-cita New York untuk melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan mereka," tukas Jaksa Agung Underwood.
3. Pemisahan orangtua-anak memicu kemarahan global
Masih dalam kasus yang sama, AP News mewartakan, pihak imigrasi AS diketahui telah memisahkan sekitar 2300 anak-anak dari orangtua mereka dalam beberapa minggu terakhir. Hal itulah yang memicu kemarahan global saat foto dan rekaman video anak-anak yang menangis beredar.
AP News merilis, banyak orang tua dari anak-anak migran itu berada dalam tahanan ribuan mil jauhnya karena tertangkap melewati batas negara secara ilegal. Orangtua dikirim ke tahanan, sementara anak-anak mereka dikirim ke pusat perawatan.
Baik orangtua yang ditahan maupun anak-anak mereka yang dalam perawatan negara, belum dapat bertemu selama sebulan atau lebih.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.