Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menyoroti kawasan Asia Timur setelah serangkaian diplomasi kontroversial di Ukraina. Dia berharap bisa kembali berbaikan dengan Korea Utara.
Sejak menjabat kembali di Gedung Putih, Trump berulang kali menyombongkan diri telah mengakhiri enam atau tujuh perang, meski klaim itu masih diperdebatkan. Namun, hingga kini Korea Utara belum masuk radar kebijakan luar negeri periode keduanya.
Padahal, pada masa jabatan pertama, Trump pernah melakukan diplomasi personal yang tidak biasa dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Dia bahkan tiga kali bertemu langsung dengan Kim, langkah yang kala itu dianggap mengejutkan dunia internasional. Dalam salah satu pernyataannya, Trump bahkan menyatakan saling jatuh cinta dengan dan Kim.
Kini, momentum baru bisa muncul pada 25 Agustus 2025, ketika Trump dijadwalkan menerima kunjungan Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, di Gedung Putih. Lee dikenal sebagai pendukung pendekatan dialog dengan Korea Utara, dan pertemuan ini bisa membuka babak baru bagi hubungan AS-Korut di bawah Trump.