Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-13 at 07.45.43.jpeg
Senator Kolombia sekaligus bakal calon presiden 2026, Miguel Uribe Turbay, meninggal akibat ditembak saat kampanye. (X.com/@MiguelUribeT)

Intinya sih...

  • 6 Orang ditangkap terkait penembakan, termasuk pelaku di bawah umur.

  • Dukacita dari Presiden Kolombia atas kematian Miguel Uribe Turbay.

  • Miguel Uribe Turbay berasal dari keluarga politik berpengaruh dan merupakan politisi oposisi yang kritis terhadap pemerintah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Senator Kolombia sekaligus bakal calon presiden 2026, Miguel Uribe Turbay, meninggal dunia waktu setempat setelah dua bulan berjuang melawan luka tembak yang dialaminya saat kampanye. Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh sang istri, María Claudia Tarazona.

Uribe, yang berusia 39 tahun, merupakan politisi oposisi dari partai sayap kanan Centro Democrático. Ia ditembak dua kali di kepala dan sekali di kaki pada 7 Juni lalu saat berkampanye untuk pencalonan presiden dari partainya.

Setelah menjalani sembilan minggu perawatan intensif dan beberapa kali operasi, nyawanya tak tertolong. Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial, Tarazona menulis pesan emosional kepada mendiang suaminya.

“Istirahatlah dengan tenang, cinta dalam hidupku. Aku akan menjaga anak-anak kita,” tulisnya, dikutip dari The Guardian, Selasa (13/8/2025).

Ia juga menambahkan, “Tunggulah aku, karena ketika aku memenuhi janji pada anak-anak kita, aku akan mencarimu dan kita akan mendapatkan kesempatan kedua.”

1. Sebanyak 6 orang ditangkap, termasuk pelaku di bawah umur

ilustrasi pistol (pexels.com/Kaboompics.com)

Polisi Kolombia menangkap enam orang terkait penembakan ini, termasuk seorang remaja yang diidentifikasi sebagai pelaku utama. Dalam rekaman penangkapannya, remaja tersebut mengaku dibayar oleh seorang bandar narkoba dan mengatakan, “Saya melakukannya demi uang untuk keluarga.”

Otoritas masih memburu dalang intelektual di balik serangan itu. Tiga orang dewasa telah didakwa memanfaatkan anak di bawah umur untuk melakukan kejahatan. Salah satu tersangka, Élder José Arteaga Hernández alias El Costeño, disebut sebagai otak penyerangan.

Kementerian Pertahanan Kolombia menawarkan hadiah sebesar 3 miliar peso (sekitar Rp12,7 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi untuk menangkap para pelaku. Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Emirat Arab turut membantu penyelidikan.

2. Dukacita dari Presiden Kolombia

Presiden sayap kiri Kolombia, Gustavo Petro, menyampaikan belasungkawa dan mengutuk aksi kekerasan ini. “Hidup berada di atas ideologi. Selama puluhan tahun, dendam memicu kekerasan. Tidak lagi. Kematian Miguel menyakitkan kita semua,” ujarnya.

Pembunuhan Uribe menjadi insiden kekerasan politik terburuk di Kolombia dalam 20 tahun terakhir, memicu kekhawatiran kembalinya masa kelam ketika politisi, jurnalis, dan hakim kerap menjadi target pembunuhan.

3. Siapa Uribe?

Uribe berasal dari keluarga politik berpengaruh. Ia adalah cucu mantan presiden Julio César Turbay Ayala dan putra jurnalis Diana Turbay, yang tewas pada 1991 saat operasi penyelamatan setelah diculik kartel Medellín pimpinan Pablo Escobar.

“Jika ibuku rela memberikan nyawanya untuk sebuah tujuan, bagaimana aku tidak melakukan hal yang sama dalam hidup dan politik?” kata Uribe dalam wawancara tahun lalu.

Lulusan hukum dengan gelar master dari Harvard University ini memulai karier politik sebagai anggota dewan Bogotá di usia 25 tahun. Pada 2022, ia meraih suara terbanyak di internal partai konservatif Centro Democrático. Dikenal sebagai pengkritik keras Presiden Petro, Uribe mendorong pendekatan tegas terhadap kelompok bersenjata.

Meski pemerintah dan kelompok pemberontak utama, FARC, menandatangani perjanjian damai pada 2016, kekerasan belum berhenti. Kelompok bersenjata baru bermunculan, memicu bentrokan yang pada awal 2025 mengakibatkan lebih dari 50 ribu warga mengungsi.

Gelombang bom di kota Cali dan sekitarnya pada Juni lalu menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 50 lainnya.

Pengamat politik dari Peace and Reconciliation Foundation, Isaac Morales, mengatakan kematian Uribe meninggalkan ketidakpastian besar bagi pemilu 2026. “Dengan kematian Uribe Turbay, demokrasi di Kolombia kehilangan satu suara penting, dan prospek pemilu kini sangat tidak pasti.”

Senator kiri María José Pizarro, yang ayahnya dibunuh saat kampanye presiden 1990, menegaskan bahwa meskipun berbeda pandangan, Uribe layak dihormati di panggung demokrasi.

“Minoritas yang tidak patriotik terus membunuh, hanya mengerti bahasa kekerasan, dan berusaha memengaruhi nasib bangsa dengan pertumpahan darah,” katanya.

Editorial Team