Inflasi Kolombia Naik, Rencana Pemangkasan Suku Bunga Terancam Batal

- Inflasi tahunan di Kolombia naik menjadi 4,9 persen pada Juli dari 4,82 persen di Juni. Selain itu, indeks harga konsumen naik 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya, juga lebih tinggi dari perkiraan 0,19 persen.
- Kenaikan inflasi ini berpotensi mempersulit rencana Presiden Gustavo Petro yang ingin menurunkan suku bunga acuan guna mendorong investasi dan konsumsi.
Jakarta, IDN Times - Data resmi dari Badan Statistik Nasional Kolombia (DANE) menunjukkan tingkat inflasi tahunan di Kolombia meningkat menjadi 4,9 persen pada Juli, setelah dua bulan sebelumnya menunjukkan tren pelambatan.
Kenaikan ini datang di tengah upaya Presiden Gustavo Petro untuk mendorong pemangkasan suku bunga yang diyakini dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara Amerika Selatan tersebut.
1. Inflasi Kolombia naik melewati ekspektasi pada juli 2025

DANE melaporkan. inflasi tahunan di Kolombia naik menjadi 4,9 persen pada Juli dari 4,82 persen di Juni. Selain itu, indeks harga konsumen naik 0,28 persen dibanding bulan sebelumnya, juga lebih tinggi dari perkiraan 0,19 persen.
Kenaikan harga terutama disumbang oleh sektor makanan dan minuman non-alkohol yang naik 4,94 persen, sektor kesehatan 5,36 persen, serta restoran dan hotel yang melonjak 7,59 persen.
“Kenaikan ini menunjukkan tekanan harga masih tetap ada meskipun ada indikasi penurunan dalam bulan-bulan sebelumnya,” ungkap DANE dalam rilis resmi mereka.
2. Dampak kenaikan inflasi terhadap kebijakan suku bunga dan ekonomi

Kenaikan inflasi ini berpotensi mempersulit rencana Presiden Gustavo Petro yang ingin menurunkan suku bunga acuan guna mendorong investasi dan konsumsi. Sejak akhir 2023, bank sentral Kolombia memang telah menurunkan suku bunga dari puncak 13,25 persen menjadi 9,25 persen yang masih belum berubah pada Juli 2025.
Namun, keputusan bank sentral mempertahankan suku bunga tersebut telah menuai kritik keras dari Petro yang menilai hal itu menghambat pertumbuhan ekonomi. Ia bahkan menyebut keputusan tersebut mengandung motif politik dan tidak konsisten dengan penurunan inflasi yang telah terjadi beberapa bulan sebelumnya.
3. Prospek ekonomi dan pandangan para ekonom internasional

Ekonom menyatakan. meskipun inflasi naik, tingkat inflasi Kolombia masih relatif terkendali dan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan puncak inflasi pada 2023 yang mencapai dua digit. Ekonom juga mencatat perlunya kehati-hatian mengingat kondisi fiskal negara yang kompleks serta ketidakpastian global.
Proyeksi para analis memperkirakan inflasi akan menurun kembali menuju kisaran 4 persen tahun depan, namun penurunan suku bunga secara signifikan kemungkinan harus menunggu stabilisasi inflasi lebih lanjut.
"Kenaikan inflasi bulan ini menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga butuh pendekatan yang sangat hati-hati," ujar analis ekonom, dilansir Trending Economics.