Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden terpilih AS Donald Trump dan mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden terpilih AS Donald Trump dan mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membela mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Senin (7/7/2025). Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut berbagai kasus yang menjerat Bolsonaro bermotif politik.

Saat ini, Bolsonaro menghadapi persidangan atas tuduhan perencanaan kudeta setelah kekalahannya dalam pemilu 2022. Pernyataan Trump ini lantas menuai kecaman dari pemerintah Brasil yang menganggapnya sebagai intervensi asing dalam urusan dalam negerinya, dilansir The Guardian.

1. Trump klaim Bolsonaro mengalami persekusi politik

Trump menuduh proses hukum yang dijalani Bolsonaro adalah persekusi politik yang dilancarkan oleh lawan politiknya. Menurutnya, Bolsonaro tidak bersalah dan hanya berjuang untuk rakyat serta negaranya.

Trump juga menyamakan kasus yang dihadapi Bolsonaro dengan pengalaman hukum yang pernah ia hadapi sendiri. Ia mengklaim pernah menjadi korban dari serangan politik serupa yang dilancarkan oleh lawan-lawannya di AS.

"Ini tidak lain hanyalah serangan terhadap lawan politik, sesuatu yang sangat saya pahami! Hal ini juga menimpa saya, bahkan 10 kali lebih parah. Satu-satunya pengadilan yang seharusnya terjadi adalah pengadilan oleh para pemilih Brasil – itu namanya Pemilu. JANGAN GANGGU BOLSONARO!" tulis Trump, dilansir Al Jazeera.

Menanggapi dukungan tersebut, Bolsonaro mengucapkan terima kasih kepada Trump melalui media sosial. Ia setuju bahwa tuntutan yang sedang dihadapinya adalah bentuk penyimpangan hukum dan persekusi politik terang-terangan.

2. Brasil tidak terima Trump ikut campur urusannya

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, mengecam pernyataan Trump tanpa menyebut namanya secara langsung. Ia menyatakan bahwa Brasil merupakan negara berdaulat yang tidak akan menerima campur tangan atau arahan dari pihak manapun.

"Pertahanan demokrasi di Brasil adalah urusan warga Brasil. Kami adalah negara yang berdaulat, kami tidak menerima campur tangan atau arahan dari siapa pun. Kami memiliki institusi yang solid dan independen, tidak ada seorang pun yang berada di atas hukum," tulis Lula dalam sebuah pernyataan resmi.

Kritik juga datang dari Menteri Urusan Kelembagaan Brasil, Gleisi Hoffmann, yang menyebut pernyataan Trump tidak menghormati kedaulatan Brasil. Hoffmann mengatakan bahwa era ketika Brasil tunduk pada AS adalah pada masa pemerintahan Bolsonaro, dan masa itu telah berakhir.

Hoffmann juga menyarankan agar Presiden AS lebih baik fokus mengurus masalahnya sendiri di dalam negeri. Ia menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi Trump tidak sedikit dan memintanya untuk menghormati sistem peradilan Brasil, dilansir BBC.

3. Berbagai tuduhan yang menimpa Bolsonaro

Bolsonaro dituduh memimpin sebuah skema kudeta untuk tetap berkuasa setelah kalah dalam pemilihan presiden 2022. Ia dan para sekutunya dituduh menyebarkan informasi bohong mengenai keandalan mesin pemungutan suara elektronik untuk mendelegitimasi hasil pemilu.

Selain kasus kudeta, ia juga menghadapi beberapa investigasi kriminal lain, termasuk dugaan penjualan perhiasan kepresidenan dan pemalsuan sertifikat vaksin COVID-19. Jika terbukti bersalah dalam kasus kudeta, Bolsonaro bisa menghadapi hukuman penjara hingga 70 tahun.

Sebelumnya, Pengadilan Tinggi Elektoral Brasil telah menjatuhkan sanksi yang melarang Bolsonaro mencalonkan diri untuk jabatan publik hingga 2030. Namun, Bolsonaro menyatakan akan melawan putusan dan tetap mencalonkan diri pada 2026.

Hubungan antara Trump dan Bolsonaro memang dikenal sangat erat semasa keduanya menjabat, di mana Bolsonaro sering dijuluki "Trump dari Tropis". Keduanya sama-sama pernah menolak untuk mengakui kekalahan pemilu yang kemudian diikuti oleh penyerbuan gedung pemerintahan oleh para pendukung mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama