Donald Trump: Mahmoud Abbas Sudah seperti Ayah Saya Sendiri

15 Des 2021, 11:13 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu faksi Palestina mengenai kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab untuk normalisasi hubungan, di Ramallah, Tepi Barat, pada 3 September 2020. ANTARA FOTO/Alaa Badarneh/Pool via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengklaim memiliki hubungan dekat dengan Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas. Trump bahkan merasa Abbas sudah seperti ayahnya sendiri.

Dilansir Middle East Eye, pernyataan itu disampaikan Trump pada Sabtu pekan lalu (11/12/2021), ketika dia bercerita tentang kesepakatan damai dengan Israel. Saat itu, Trump sedang diwawancarai oleh Barak Ravid, jurnalis asal Israel dan penulis buku Trump’s Peace: The Abraham Accords and the Reshaping of the Middle East.

Pada kesempatan yang sama, Trump juga mengkritik pejabat PA karena menolak kesepakatan damai yang dipimpin AS. Proposal berjudul “Perdamaian untuk Kemakmuran” memuat klausul warga Palestina akan mendapat investasi jutaan dolar asalkan kompromi dengan hak-hak politiknya.

1. Trump klaim membuat kemajuan dalam berhubungan dengan Abbas

Mantan Presiden Donald J. Trump (Instagram.com/whitehouse)

Trump mengakui bahwa mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merupakan hambatan terbesar dalam mengupayakan perdamaian. Bahkan, Trump menyebut tantangan yang diberikan Netanyahu lebih besar daripada Abbas.

Presiden ke-45 AS itu menyinggung soal keinginan Abbas untuk menjalin perdamaian dengan Israel.

"Saya mengadakan pertemuan yang hebat dengan (Abbas). Kami menghabiskan banyak waktu bersama, berbicara tentang banyak hal. Dan itu hampir seperti seorang ayah. Maksud saya, dia sangat baik," kata Trump.

"Saya mengira Palestina dan Israel tidak akan mungkin untuk membuat perdamaian. Ternyata hal itu tidak benar. Kami (Trump dan Abbas) bisa membuat kesepakatan,” tambah dia, menggambarkan seberapa dekat dengan tokoh Palestina tersebut.

2. Trump sebut Netanyahu tidak ingin perdamaian

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: twitter.com/netanyahu

Ketika bertemu dengan Netanyahu, Trump dengan kapasitasnya sebagai presiden mengaku memiliki kemampuan untuk mendamaikan Israel-Palestina. Kemudian, Trump menyadari bahwa Netanyahu adalah sosok yang tidak ingin berdamai dengan Palestina.

“Saya tidak berpikir Bibi (sebutan Netanyahu) tidak ingin membuat kesepakatan. Dia mengatakan ‘baiklah, mari kita pikirkan’, ‘jangan bergerak terlalu cepat’. Saya sempat berpikir dia akan mendukung kami (Abbas dan Trump), tapi tidak, saya pikir Bibi tidak ingin perdamaian,” demikian Trump menggambarkan kesan setelah bertemu Netanyahu.

3. Trump marah dengan Netanyahu

Presiden AS, Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. twitter.com/netanyahu

Sejak meninggalkan Gedung Putih, Trump belum pernah berbicara dengan Netanyahu. Politikus Partai Republik itu geram dengan Netanyahu karena memberi selamat atas kemenangan Joe Biden pada pemilu 2020.

"Persetan dengannya! Tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk Bibi (selain aku), dan aku menyukai Bibi. Aku masih menyukai Bibi. Saya menangani banyak hal untuk Bibi, lebih dari siapapun yang pernah saya tangani,” kata Trump.

"Tetapi, saya juga menyukai kesetiaan. Orang pertama yang memberi selamat kepada Biden adalah Bibi. Dan dia tidak hanya mengucapkan selamat kepadanya, dia melakukannya dalam rekaman. Bibi bisa saja diam. Dia telah melakukan kesalahan besar," sambung dia.