Athena, IDN Times - Republik Yunani pada hari Kamis (25/03), menggelar sebuah parade militer yang meriah guna memperingati 200 tahun kemerdekaannya dari kekuasaan Kesultanan Usmani.
Peringatan dua abad kemerdekaan Yunani awalnya ingin diselenggarakan lebih meriah karena menandakan kemajuan yang telah mereka capai hingga titik ini, namun rencana kegiatan tersebut dipangkas karena diberlakukannya pembatasan kerumunan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, seperti yang dilansir dari Reuters.
Pelaksanaan parade militer yang diselenggarakan di Ibu Kota Yunani, Athena, ternyata dihadiri beberapa tokoh penting dari mancanegara. Dikutip dari Ekathimerini, setidaknya Pangeran Charles yang merupakan Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin, dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, menghadiri acara tersebut.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sebelumnya direncanakan ikut menghadiri parade tersebut, tetapi terpaksa dibatalkan karena adanya pembatasan perjalanan di Prancis karena COVID-19. Selain menghadiri parade militer, tokoh-tokoh penting yang hadir juga diundang untuk mengikuti upacara peletakan karangan bunga di Makam Prajurit tak Dikenal di depan Gedung Parlemen Yunani.
Sengketa yang terjadi antara Yunani dan Turki atas Laut Mediterania Timur membuat Militer Yunani menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan taringnya. Selama parade militer berlangsung Militer Yunani menerjunkan tank-tank canggih buatan Jerman, Leopard 2A6 dan 2A4, serta pesawat tempur Rafale dari Prancis yang baru saja mereka akusisi sebagai salah satu bentuk moderninasi Angkatan Udara Yunani, dilansir dari Ekathimerini.
Selain dari kekuatan domestik, pesawat tempur negara sekutu Yunani, seperti AS dan Prancis, juga ikut mewarnai langit Kota Athena. Yunani juga menampilkan prajurit-prajuritnya, termasuk Pasukan Elit Penjaga Presiden Yunani yang dikenal sebagai Evzones dengan pakaian tradisional yang legendaris.
Perjuangan panjang Rakyat Yunani mencari kemerdekaan dimulai pada tahun 1821 setelah kurang lebih 400 tahun dalam pengaruh kekuasaan Kesultanan Usmani. Dilaporkan Reuters, dalam perjuangannya, pemberontakan yang dilakukan Masyarakat Yunani mendapat bantuan dari Kekaisaran Prancis dan Kekaisaran Rusia dimana kedua negara sampai melakukan intervensi militer melawan Kesultanan Usmani hingga akhirnya pada tahun 1832 Yunani berhasil meraih kemerdekaan penuh.
Keterlibatan negara asing dalam Perang Kemerdekaan Yunani, membuat Pemerintah Yunani sangat berutang budi terhadap sekutunya, yaitu Prancis, dan saudara seimannya, Rusia. Sampai hari ini, hubungan Yunani dengan kedua negara sahabatnya itu termasuk salah satu yang paling erat dibanding dengan negara lainnya di dunia.