Efek Perang di Ukraina, IMF: Negara Berkembang Bisa Gagal Bayar Utang

Jakarta, IDN Times - Harga pangan dan energi global melonjak akibat perang Rusia-Ukraina yang meletus pada 24 Februari 2022. Berbagai sanksi yang diberikan Rusia dan matinya sektor ekspor Ukraina telah memukul perekonomian banyak negara, termasuk negara-negara berkembang.
Hal tersebut juga meningkatkan resiko negara-negara berkembang gagal membayar utang, yang sebelumnya diberikan oleh International Monetary Fund (IMF).
Mekanisme yang lebih baik untuk mengatasi tekanan utang negara diperlukan untuk mencegah gagal bayar atau default, ungkap IMF pada Senin (13/4/2022).
1. Perang Rusia-Ukraina memperburuk resiko akibat pandemi COVID-19
IMF mengatakan bahwa invasi Ukraina telah memperparah dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian negara.
“Perang di Ukraina menambah risiko pada tingkat pinjaman publik yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara pandemik masih membebani banyak anggaran pemerintah,” tulis direktur departemen urusan fiskal IMF Vitor Gaspar dan kepala strategi organisasi IMF Ceyla Pazarbasioglu melalui blog-nya.
Situasi tersebut mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi, termasuk pembenahan pada tata kelola dalam meningkatkan transparansi utang dan memperkuat kebijakan serta kerangka kerja pengelolaan utang untuk mengurangi risiko.
IMF berkomitmen akan terus membantu mengatasi akar penyebab utang yang tidak aman, dengan saran kebijakan yang terperinci dan kegiatan pengembangan kapasitas.
Namun, dengan risiko utang negara yang meningkat seiring situasi perang Ukraina-Rusia, negara-negara berkembang harus bertindak cepat dalam mengatasi hal tersebut.