Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Satpam Kedubes AS di Norwegia Dituduh Jadi Mata-mata Rusia-Iran

ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS) (pexels.com/Brett Sayles)
ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS) (pexels.com/Brett Sayles)
Intinya sih...
  • Terdakwa menyembunyikan bayarannya di rekening milik keluarga dan teman. Pria itu dibayar dalam euro dan bitcoin, dengan total lebih dari 17 ribu euro (sekitar Rp325 juta).
  • Terdakwa menyangkal adanya kesalahan pidana. Pengacara pembela pria tersebut mengatakan kliennya mengakui fakta-fakta dalam dakwaan, tetapi menyangkal adanya kesalahan pidana.
  • Informasi yang diberikan menimbulkan risiko tinggi bagi AS. Kerja sama erat AS dengan Israel selama perang di Gaza memotivasi terdakwa untuk menghubungi intelijen Rusia dan Iran.

Jakarta, IDN Times - Seorang warga Norwegia yang bekerja sebagai petugas keamanan di Kedutaan Besar AS di Oslo didakwa melakukan spionase untuk Rusia dan Iran. Pria berusia 27 tahun itu dituduh memberikan informasi terkait kedutaan antara Maret hingga November 2024, saat dirinya ditangkap.

Dilansir The Straits Times, pria itu dituduh memberikan informasi kontak diplomat, dan staf kedutaan beserta keluarganya kepada pihak Rusia atau Iran. Pria Norwegia itu juga dituduh memberikan nomor plat kendaraan diplomatik yang digunakan oleh kedutaan.

Dakwaan juga menuduh bahwa pria tersebut menyerahkan rencana kedutaan, rutinitas keamanan, dan daftar kurir yang digunakan dinas intelijen Norwegia.

Kejaksaan Norwegia dalam dakwaannya pada Selasa (22/7/2025) menyebut perbuatan pria tersebut sebagai tindakan serius, terutama karena tujuannya untuk mengungkapkan informasi kepada negara asing.

1. Terdakwa menyembunyikan bayarannya di rekening milik keluarga dan teman

Sebagai imbalan, pria itu dibayar dalam euro dan bitcoin. Dia dituduh menyembunyikan sebagian uang yang diterimanya, yang mencapai lebih dari 17 ribu euro (sekitar Rp325 juta), dengan menyimpannya di rekening milik keluarga dan teman, lalu memintanya untuk mentransfer uang itu kepadanya.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu juga dituduh menyembunyikan pendapatan dari Kantor Pajak Norwegia. Pada 2023, dia tercatat memiliki pendapatan sebesar 57 ribu kroner Norwegia (sekitar Rp92 juta).

Namun, menurut dakwaan, pria itu sebenarnya memiliki pendapatan lebih dari 400 ribu kroner Norwegia (sekitar Rp645 juta) dari Kedutaan Besar AS pada tahun itu, yang tidak dilaporkannya. Pria itu menjalankan perusahaan keamanan bersama orang lain, mengutip The National.

2. Terdakwa menyangkal adanya kesalahan pidana

ilustrasi bendera Norwegia (kiri), dan bendera AS (kanan) (U.S. Secretary of Defense, Public domain, via Wikimedia Commons)

Pengacara pembela pria itu, Inger Zadig, mengatakan kliennya mengakui fakta-fakta dalam dakwaan, tetapi menyangkal adanya kesalahan pidana. Menurut kejaksaan, jika terbukti bersalah atas dakwaan yang diajukan terhadapnya, pria itu bisa dipenjara hingga 21 tahun.

"Intinya, kasus ini menyangkut interpretasi hukum, khususnya, apakah, dan sejauh mana, informasi yang dipermasalahkan diklasifikasikan berdasarkan hukum, dan apakah informasi tersebut dapat merugikan kepentingan nasional yang fundamental," kata kuasa hukum pria tersebut, dikutip dari ABC News.

"Jika tidak, maka membagikan informasi tersebut bukanlah tindak pidana. Klien kami tidak memiliki izin keamanan, dan aksesnya ke informasi yang dapat mengancam kepentingan nasional yang vital kurang lebih tidak ada. Masalah-masalah ini akan dibahas secara menyeluruh di pengadilan," sambungnya.

3. Informasi yang diberikan menimbulkan risiko tinggi bagi AS

ilustrasi bendera Norwegia (Jules Verne Times Two, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Menurut dakwaan, kerja sama erat AS dengan Israel selama perang di Gaza memotivasi terdakwa untuk menghubungi intelijen Rusia dan Iran. Jaksa meyakini informasi yang dibagikan pria tersebut menimbulkan risiko tinggi bagi individu, kedutaan, dan kepentingan keamanan AS.

Badan intelijen Norwegia secara rutin menuduh Moskow, Teheran, dan Beijing sebagai ancaman terbesar bagi negara tersebut dalam hal spionase.

Norwegia memiliki perbatasan sepanjang 198 kilometer dengan Rusia di Arktik. Sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, Oslo telah sangat membatasi masuknya warga negara Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us