Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gereja (unsplash.com/Gracia Mongkol)
ilustrasi gereja (unsplash.com/Gracia Mongkol)

Intinya sih...

  • Enam tokoh gereja, termasuk Uskup tertinggi, ditahan dalam penyelidikan kudeta

  • Gereja Apostolik Armenia dituduh memaksa anggota ikut demonstrasi anti-pemerintah pada 2021

  • Ketegangan antara pemerintah dan gereja meningkat pasca demonstrasi besar tahun 2020-2021

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Enam pendeta di Armenia pada Rabu (15/10/2025), secara resmi ditahan dalam penyelidikan yang semakin meluas terhadap beberapa tokoh gereja di negara tersebut. Penahanan ini merupakan bagian dari tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap sejumlah pemuka agama yang diduga terlibat dalam persekongkolan kudeta.

Kasus ini mendapat sorotan karena melibatkan lima pendeta dari Keuskupan Aragatsotn Gereja Apostolik Armenia dan Uskup Mkrtich Proshyan, yang merupakan tokoh paling senior. Penahanan tersebut dilakukan setelah penggeledahan rumah-rumah mereka dan melibatkan pula penangkapan beberapa warga sipil.

1. Penahanan enam tokoh gereja dari Keuskupan Aragatsotn

Lima pendeta dari Keuskupan Aragatsotn Gereja Apostolik Armenia dan Uskup tertinggi mereka, Mkrtich Proshyan, diamankan setelah dilakukan penggeledahan di rumah masing-masing, seperti disampaikan pengacara mereka, Ara Zograbyan, melalui akun Facebook. Selain itu, sejumlah warga sipil juga turut ditahan dalam operasi tersebut.

Kejadian ini menandai eskalasi ketegangan antara pemerintah Armenia dengan Gereja Apostolik Armenia yang berpengaruh besar di masyarakat.

“Klien kami ditahan tanpa penjelasan yang jelas dan akses hukum yang memadai,” kata Zograbyan, dilansir Latest news from Azerbaijan.

2. Tuduhan pada pihak gereja terkait kudeta pemerintah

Penahanan ini mengikuti wawancara yang diadakan sebulan sebelumnya dengan Pastor Aram dari wilayah yang sama, yang menyatakan bahwa Gereja Apostolik memaksa anggota-anggotanya untuk ikut serta dalam demonstrasi anti-pemerintah pada 2021. Hal ini memicu permohonan resmi oleh organisasi non-profit Armenia untuk mengusut dugaan tersebut.

Juru Bicara Komite Investigasi Armenia, Kima Avdalyan, mengonfirmasi bahwa kasus pidana telah dibuka terkait pemaksaan tersebut. Namun, pemerintah hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait penahanan para pemuka agama.

3. Ketegangan pemerintah dan gereja berawal pasca demonstrasi 2020-2021

Ketegangan antara Perdana Menteri Nikol Pashinyan dan Gereja Apostolik semakin meningkat pasca demonstrasi besar tahun 2020-2021 yang berawal dari perjanjian gencatan senjata dengan Azerbaijan. Beberapa tokoh agama terkemuka seperti Uskup Bagrat Galstanyan bahkan telah ditahan dengan tuduhan pemogokan dan upaya kudeta.

"Penahanan ini bukan hanya soal hukum, melainkan bagian dari tekanan sistemik pemerintah terhadap gereja," ujar seorang pengamat internasional, dilansir The Straits Times.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team