AS Mau Bantu Negosiasi Damai Armenia-Azerbaijan

- Dubes AS di Yerevan sudah membahas jalur Zangezur dengan Armenia.
- Presiden Azerbaijan ucapkan terima kasih atas dukungan AS.
- Pembukaan jalur Zangezur akan ditolak Iran karena akan membuat Iran tergantung pada Azerbaijan.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan mengupayakan kelanjutan negosiasi perdamaian antara Armenia dan Azerbaijan yang tak kunjung diselesaikan.
Pekan lalu, Duta Besar AS di Turki Tom Barrack mengungkapkan rencana soal peminjaman koridor Zangezur yang menjadi jalur penghubung daratan utama Azerbaijan ke Nakhichevan. Jalur itu menjadi sumber perselisihan karena melewati teritori Armenia.
Melansir OC Media, ia menyebut bahwa peminjaman menjadi salah satu opsi untuk mengakhiri kebuntuan dalam proses perjanjian perdamaian Armenia-Azerbaijan.
1. Dubes AS bahas jalur Zangezur dengan Armenia
Pada Selasa (22/7/2025), Wakil Perdana Menteri (PM) Armenia Mher Grigorian sudah berdiskusi dengan Duta Besar AS di Yerevan Kristina Kvien terkait kemungkinan pembukaan jalur transportasi antara Armenia dan Azerbaijan.
“Kami membahas soal kemungkinan pembukaan rute komunikasi di kawasan. Mereka juga sudah membicarakan soal hubungan ekonomi dengan Armenia,” ungkapnya, dikutip RFE/RL.
Dalam proposal yang diserahkan kepada Armenia, perusahaan AS akan menyewa jalur dari Azerbaijan ke Nakhichevan yang melewati Syunik di Armenia. Peminjaman jalur tersebut akan dilakukan berlaku selama 100 tahun.
2. Azerbaijan ucapkan terima kasih atas dukungan AS
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengucapkan terima kasih kepada Trump atas dukungan dan upaya peningkatan hubungan bilateral antara AS dan Azerbaijan.
“Terima kasih kepada Trump atas dukungan stabilitas dan perdamaian di kawasan kami. Hubungan bilateral AS dan Azerbaijan terus meningkat selama masa kepemimpinan Trump. Kami memiliki pandangan yang sama terkait pentingnya tradisi kekeluargaan,” tandasnya, dilansir Anewz.
Di sisi lain, Aliyev sudah bertemu dengan PM Armenia Nikol Pashinyan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk mendiskusikan soal pembukaan jalur Zangezur. Aliyev meminta transit barang dan orang di Syunik bebas dari pemeriksaan aparat keamanan Armenia. Namun, permintaan tersebut ditolak karena dianggap sebagai sebuah klaim teritorial tersembunyi dari Azerbaijan kepada Armenia.
3. Pembukaan jalur Zangezur akan ditolak Iran

Pakar dari German Institute for International and Security Affairs, Hamidreza Azizi memperingatkan bahwa proposal ini akan ditolak oleh Iran. Ia menyebut, akses Iran ke Kaukasus Selatan akan terblokir.
“Kontrol jalur Zangezur akan membuat Iran tergantung pada Azerbaijan, tak hanya untuk berdagang dengan negara Kaukasus Selatan, tapi juga akses ke Rusia dan Eropa,” ungkapnya. .
Ia menambahkan, pembukaan koridor tersebut akan mengekspansi pengaruh Turki dan AS di kawasan Kaukasus Selatan.
“Kekhawatiran terbesar Iran adalah AS akan berada persis di utara perbatasannya. Ini akan membatasi opsi strategis Teheran dan mengganggu kedekatan hubungan Iran dan Armenia,” tambahnya.