Uni Eropa Beri Bantuan untuk Media Independen Armenia

- Uni Eropa bantu media independen Armenia sebesar Rp28,3 miliar.
- Uni Eropa apresiasi langkah Armenia untuk mencapai stabilitas kawasan.
- Warga Armenia sempat tuntut penutupan saluran televisi Rusia di negaranya.
Jakarta, IDN Times - Uni Eropa pada Selasa (15/7/2025), mengumumkan paket bantuan kepada media independen di Armenia senilai 1,5 juta Euro atau setara dengan Rp28,3 miliar. Langkah ini berfungsi untuk mendukung ekosistem informasi di Armenia.
Pernyataan ini disampaikan setelah kunjungan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan ke Brussels. Ia pun sudah bertemu dengan Presiden Dewan Uni Eropa, Antonio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Dalam beberapa tahun terakhir, Armenia berusaha menjaga jarak dengan Rusia. Negara Kaukasus Selatan itu mulai mendekat ke Barat dan menyatakan berniat menjadi anggota Uni Eropa.
1. Uni Eropa khawatirkan manipulasi informasi di Armenia
Dalam kesempatan itu, Uni Eropa mengungkapkan bahwa Armenia tengah menghadapi masalah keamanan di negaranya. Pihaknya menyebut, tantangan terbaru Armenia terletak di ranah informasi.
“Kami mengusulkan kerja sama dengan Armenia untuk mengatasi masalah keamanan, termasuk adanya upaya manipulasi informasi dan intervensi asing, serta disinformasi dan ancaman siber,” tuturnya, dikutip OC Media.
Brussels mengharapkan, bantuan sebesar Rp28,3 miliar kepada media independen di Armenia akan memperkuat independensi media dari pengaruh pihak lain.
2. Uni Eropa apresiasi langkah Armenia untuk mencapai stabilitas kawasan

Von der Leyen mengapresiasi upaya Armenia untuk mewujudkan stabilitas di Kaukasus Selatan dengan mendorong normalisasi hubungan dengan Turki dan perjanjian perdamaian dengan Azerbaijan.
“Proposal perjanjian perdamaian Armenia-Azerbaijan adalah momen besar dalam sejarah kawasan Kaukasus Selatan. Ini akan mengakhiri konflik. Saya berharap perjanjian ini dapat disetujui sesegera mungkin,” terangnya, dilansir TRT Global.
Pada saat yang sama, Von der Leyen dan Costa mengungkapkan dukungan kepada kedaulatan, integritas teritorial, dan peningkatan demokrasi di Armenia.
Keduanya juga setuju untuk meningkatkan komitmen Uni Eropa dalam pembangunan jangka panjang di Armenia dengan meneruskan bantuan finansial dan teknis.
3. Warga Armenia tuntut penutupan saluran televisi Rusia

Pekan lalu, sekelompok warga Armenia menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Industri Teknologi Tinggi Armenia untuk menuntut penutupan saluran televisi Rusia di negaranya.
“Saluran tv asing telah menghina Armenia. Ini jelas sudah melanggar semua batasan. Kami meminta otoritas untuk menutup saluran televisi tersebut karena hanya menyebarkan kebencian sebagai bagian dari serangan hybrid kepada Armenia,” tutur pemimpin Partai For the Republic, dilansir Jam News.
Sebelumnya, Juru Bicara Parlemen Armenia, Alen Simonyan mengungkapkan agar pemerintah memperhatikan saluran televisi Rusia yang memiliki intensi untuk mengintervensi urusan dalam negaranya.
“Jika ada saluran televisi asing yang mengintervensi urusan Armenia, mungkin kita harus merespons dengan baik dan setidaknya melarang tayangan tersebut,” ungkapnya.