Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Estonia (unsplash.com/@aboodi_vm)
ilustrasi bendera Estonia (unsplash.com/@aboodi_vm)

Intinya sih...

  • Estonia sebut tidak ada ancaman perang di negaranya, tetap aman dan di bawah kontrol pasukan keamanan Estonia.

  • Saatse Boot boleh dilintasi tanpa pengecekan perbatasan, namun ketegangan terjadi saat Rusia mengirimkan pasukan bermasker.

  • Estonia akan bangun jalan alternatif di Naura Perdana untuk mengatasi penutupan jalan Saatse Boot, diperkirakan selesai pada musim gugur 2026.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Estonia, pada Kamis (16/10/2025) menutup jalan Saatse Boot di perbatasan Rusia usai melihat adanya tentara Rusia bermasker. Namun, Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna menyebut tidak ada masalah di perbatasan. 

“Sebenarnya tidak ada masalah besar di perbatasan. Rusia bertindak dengan lebih terlihat saat ini, tapi semuanya tetap berada di bawah kontrol,” terang Tshakna, dikutip The Moscow Times.

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Rusia dan Estonia terus menegang. Langkah ini disebabkan oleh masuknya drone Rusia di dalam teritori Estonia.

1. Estonia sebut tidak ada ancaman perang di negaranya

Menteri Dalam Negeri Estonia, Igor Taro mengonfirmasi bahwa keberadaan militer Rusia di jalan itu tidak menimbulkan ancaman perang. Namun, jalan tersebut akan tetap ditutup untuk keamanan. 

“Saat ini, tidak ada ancaman perang secara langsung di Estonia. Situasi saat ini masih aman dan ada di bawah kontrol dari pasukan keamanan Estonia,” terang Taro, dikutip dari TVP World.

Penutupan ini terkait kekhawatiran Rusia meluncurkan serangan hybrid di Estonia. Sebab Estonia sudah menghadapi sejumlah pelanggaran wilayah udara yang dilakukan Rusia dalam beberapa bulan terakhir. 

2. Saatse Boot boleh dilintasi tanpa pengecekan perbatasan

Saatse Boot adalah jalan di perbatasan yang melintasi sebagian teritori Rusia yang menjorok ke dalam Estonia. Sesuai perjanjian kedua negara, warga Estonia boleh melintas jalan tersebut tanpa perlu pengecekan paspor atau bea cukai selama tidak berhenti. 

Dilansir RFE/RL, ketegangan terakhir di Saatse Boot pekan lalu, ketika Rusia mengirimkan sejumlah pasukan bermasker. Pasukan tersebut sama seperti yang diterjunkan untuk mengokupansi dan menduduki fasilitas penting di Krimea pada Maret 2014. 

Saatse Boot merupakan bagian dari jalan Estonia 178 yang menghubungkan Desa Lutepaa dan Sesniki. Perjanjian antara Estonia dan Rusia soal Saatse Boot diungkapkan pada 2005, tapi Moskow tidak pernah menandatangani perjanjian tersebut. 

3. Estonia akan bangun jalan alternatif di Naura

Ilustrasi bendera Estonia. (unsplash.com/@stanislau93)

Perdana Menteri Estonia, Kristen Michal menyebut bahwa jalan di Saatse Boot masih akan ditutup. Namun, ia memastikan jalan alternatif akan diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan. 

“Karena jalan sangat penting bagi keamanan Estonia. Pada 2024, akmi sudah menugaskan untuk membangun jalan alternatif di Naura, tapi jalan itu harus melalui area yang menjadi rumah spesies hewan dilindungi. Maka, proses penilaian soal dampak lingkungan akan dipercepat demi keamanan nasional,” tandasnya, dikutip dri ERR

Jalan tersebut diperkirakan akan selesai pada musim gugur 2026. Pemerintah juga berencana untuk mendiskusikan kebijakan bagi warga lokal yang terdampak penutupan jalan, terutama bagi layanan transportasi umum. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team