Estonia Pasang Pagar Permanen di Perbatasan Rusia, Kenapa?

- Estonia memasang pagar perbatasan permanen di Narva, Luhamaa, dan Koidula.
- NATO akan kirim tentara Jerman dan Belanda ke Estonia.
- Estonia panggil Duta Besar Rusia soal pelanggaran perbatasan.
Jakarta, IDN Times - Estonia memasang pagar pembatas permanen khusus untuk pejalan kaki di Narva, perbatasan Rusia pada Minggu (3/8/2025). Langkah ini berfungsi meningkatkan pengawasan dan tekanan migrasi dari Rusia.
“Pembatas ini membantu mencegah kendaraan memaksa masuk ke dalam pintu perbatasan. Sedangkan pembangunan gerbang dan pagar permanen ini untuk mengatur kemungkinan masuknya migran ilegal di jembatan Narva,” ungkapnya, dikutip dari ERR.
Dalam beberapa tahun terakhir, Estonia dihadapkan pada lonjakan migran ilegal yang masuk dari Belarus dan Latvia. Aksi ini disebut sebagai serangan hybrid dari rezim Belarus.
1. Akan bangun pagar perbatasan permanen Luhamaa dan Koidula
Tak hanya di Narva, gerbang dan pagar pembatas permanen akan dibangun di pintu perbatasan Luhamaa dan Koidula. Pagar perbatasan di bagian selatan itu rencananya akan memakan biaya hingga 2 juta euro (Rp38,1 miliar).
Sejak November 2023, sudah mendirikan pembatas sementara di perbatasan sisi Estonia. Langkah ini dilakukan setelah Rusia mendorong masuknya 30 migran ilegal ke Estonia.
Aksi ini dilakukan bersamaan dengan krisis migrasi di perbatasan Rusia-Finlandia. Sementara, pintu perbatasan Rusia-Estonia sudah ditutup sejak 2024 ketika Rusia menutup terlebih dahulu.
2. NATO berencana kirim tentara Jerman dan Belanda ke Estonia
Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur mengatakan NATO bersedia menempatkan tentara Jerman dan Belanda ke Estonia. Mereka rencananya akan ditempatkan di Parnu pada tahun ini.
“Rencana ini berkaitan dengan inisiatif besar NATO untuk melibatkan tentara Jerman dan Belanda di area operasi kami. Penempatan ini termasuk pemimpin militer dan sukarelawan militer,” terangnya.
Unit ini rencananya membutuhkan pangkalan militer khusus yang berkapasitas 100-200 personel. Fasilitas itu rencananya akan dilengkapi dengan kantor pusat dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pevkur menyebut, pendirian fasilitas militer baru ini membutuhkan alokasi anggaran sebesar 17 juta euro (Rp324,6 miliar).
3. Estonia panggil Duta Besar Rusia soal pelanggaran perbatasan
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna memanggil perwakilan Rusia untuk menjelaskan lebih lanjut soal pelanggaran perbatasan maritim yang dilakukan kapal penjaga perbatasan Rusia.
“Kapal penjaga perbatasan Rusia masuk tanpa izin hingga 500 m di dalam perairan Estonia. Ini adalah bentuk pelanggaran perbatasan maritim serius dan tidak dapat diterima,” ungkapnya, dikutip dari The Moscow Times.
Pada Mei, Estonia menyebut, Rusia telah melakukan pelanggaran perbatasan usai masuknya pesawat jet tempur di wilayah udaranya. Rentetan pelanggaran ini membuat hubungan kedua negara kian menegang.