Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Estonia, Negara Digital yang Dikelilingi Hutan

Estonia
potret Tallinn, ibu kota Estonia (pixabay.com/Makalu)
Intinya sih...
  • Estonia dikenal sebagai negara paling digital di dunia dengan layanan publik yang bisa diakses online, termasuk pemilu online.
  • Lebih dari separuh wilayah Estonia adalah hutan, menjadikannya negara dengan lingkungan hijau yang terjaga dengan baik.
  • Bahasa Estonia langka dan unik, tetapi tetap berkembang di era digital melalui integrasi dalam layanan online dan aplikasi e-Residency.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Estonia mungkin bukan negara yang sering terdengar namanya, tapi kisahnya cukup menarik. Negara kecil di Eropa ini berhasil menjadi salah satu yang paling maju dalam urusan teknologi, tanpa meninggalkan keindahan alamnya. Bayangkan saja, separuh wilayahnya masih dipenuhi hutan hijau, sementara warganya bisa mengurus hampir semua hal lewat internet.

Letaknya ada di kawasan Baltik, di antara Finlandia dan Latvia. Nama Estonia mungkin belum seterkenal Prancis atau Italia, tapi negara ini punya banyak hal menarik untuk ditemukan. Dari luasnya hutan hijau, hingga kota tua bersejarah yang masih terjaga dengan baik. Yuk, kenalan lebih dekat lewat lima fakta menarik berikut.

1. Negara paling digital di dunia

Estonia
ilustrasi kemudahan layanan publik digital di Estonia, bisa diakses melalui ponsel (pexels.com/Anna Shvets)

Estonia dikenal luas sebagai negara yang hampir semua layanan publiknya bisa diakses online. Dengan e-ID dan sistem X-Road, warga cukup sekali menyerahkan data untuk mengurus pajak, resep obat, dokumen hukum, mendaftarkan perusahaan, hingga pemilu online. Semua itu tersedia 24 jam sehari lewat komputer atau ponsel, tanpa harus datang ke kantor pemerintah.

Keberhasilan ini lahir bukan hanya dari teknologi, tapi juga dari kepercayaan antara pemerintah dan warganya. Estonia menjaga transparansi, sementara masyarakat yakin data pribadi mereka aman. Perpaduan inovasi dan kepercayaan inilah yang membuat Estonia dijuluki negara paling digital di dunia.

2. Separuh wilayahnya hutan

Estonia
potret hutan di Estonia (commons.wikimedia.org/KalervoK)

Lebih dari separuh wilayah Estonia merupakan kawasan hutan. Kawasan hutan di negara ini mencapai sekitar 51% dari total luas daratan, setara lebih dari dua juta hektar. Angka ini menjadikan hutan sebagai salah satu unsur alam paling dominan dalam bentang lanskap Estonia, sekaligus aset penting dalam pembangunan berkelanjutan.

Jenis pohon yang paling banyak ditemukan di Estonia adalah pinus, birch, dan spruce. Selain berperan sebagai sumber ekonomi melalui industri kehutanan, hutan juga dilindungi karena fungsi ekologisnya yang vital, yaitu menyerap karbon, menjaga kualitas air, serta menjadi habitat beragam spesies flora dan fauna. Dengan proporsi hutan yang begitu luas, Estonia dikenal sebagai negara dengan lingkungan hijau yang masih terjaga dengan baik.

3. Bahasa Estonia yang langka

Estonia
potret rakyat Estonia dalam festival budaya, memperlihatkan identitas dengan bahasa langka mereka (unsplash.com/Kevin Lehtla)

Bahasa Estonia hanya dituturkan oleh sekitar 1,1 juta orang, sehingga termasuk salah satu bahasa nasional terkecil di dunia. Berbeda dengan kebanyakan bahasa Eropa, bahasa ini masuk rumpun Finno-Ugric dan punya ciri unik, misalnya tidak mengenal gender dan menggunakan 14 kasus gramatikal. Tak heran banyak orang asing menganggapnya menantang untuk dipelajari.

Meski langka, bahasa Estonia tetap berkembang di era digital. Pemerintah mengintegrasikannya dalam layanan online, aplikasi e-Residency, hingga terjemahan mesin, sehingga bahasa ini tetap hidup dan relevan di tengah globalisasi.

4. Memiliki lebih dari 2000 pulau

Estonia
ilustrasi lanskap Estonia yang memiliki lebih dari 2000 pulau (unsplash.com/Hendrik Morkel)

Estonia mempunyai lebih dari 2.000 pulau, menjadikannya satu-satunya negara Baltik dengan budaya kepulauan yang kuat. Sebagian besar pulaunya memang tidak berpenghuni, tetapi banyak yang menyimpan peninggalan sejarah, mulai dari jejak Viking hingga budaya abad pertengahan. Dahulu, beberapa pulau ini ditempati oleh komunitas Swedia-Estonia, yang banyak meninggalkan kawasan tersebut saat Perang Dunia II, tetapi warisan budaya mereka masih bisa ditemukan hingga kini.

Setiap pulau besar memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari musik dan tarian rakyat, makanan tradisional, hingga pakaian adat. Kehidupan di pulau-pulau ini juga identik dengan hidangan laut segar, yang menjadi bagian penting dari budaya pesisir Estonia.

5. Kota abad pertengahan yang terawat

Estonia
potret kota tua Tallinn, Estonia (unsplash.com/Jan Ledermann)

Kota Tua Tallinn, ibu kota Estonia adalah salah satu kota abad pertengahan yang paling terjaga di Eropa Utara, sehingga ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1997. Tata letaknya masih sama seperti abad ke-13, lengkap dengan tembok kota, menara, jalan berbatu, hingga rumah pedagang dan balai kota.

Keunikan Tallinn juga terlihat dari pembagian kota atas (Toompea) dan kota bawah, yang dipenuhi menara gereja dan bangunan bersejarah. Siluetnya yang khas membuat Kota Tua Tallinn mudah dikenali dari darat maupun laut, sekaligus menjadi bukti nyata kejayaan perdagangan di masa lampau.

Estonia mungkin negara kecil di Eropa Utara, tapi keunikannya membuatnya istimewa. Dari layanan publik serba digital, hutan luas yang hijau, bahasa langka, ribuan pulau, hingga Kota Tua Tallinn yang bersejarah, semuanya menunjukkan bagaimana tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan. Estonia berhasil menjaga identitasnya sekaligus menjadi pelopor inovasi, sehingga pantas disebut sebagai salah satu negara paling menarik di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Pluckley Village, Desa Paling Berhantu di Inggris

30 Sep 2025, 17:29 WIBScience