WHO Minta China Kooperatif Soal Asal-usul Virus COVID-19
![WHO Minta China Kooperatif Soal Asal-usul Virus COVID-19](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20200721/antarafoto-japan-coronavirus-tokyo-15072020-4ae480fedca899a679605077ec44577e_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendesak China untuk menginformasikan asal-usul penyebab munculnya virus COVID-19.
"Tanpa akses penuh ke informasi yang China miliki, kita tidak bisa bilang ini dan itu. Semua hipotesis tetap terbuka. Itulah posisi WHO, dan itulah alasannya kami meminta China agar kooperatif dalam soal ini," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip ANTARA (7/4/2023).
1. China diminta kooperatif
Virus COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, pada Desember 2019 silam. Banyak yang menduga virus tersebut pertama kali tersebar di sebuah pasar hewan hidup, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan hampir membunuh 7 juta orang.
"Kalau mereka mau melakukannya, maka kita akan tahu apa yang terjadi dan bagaimana awal kejadiannya," ujar Ghebreyesus.
Baca Juga: Ilmuwan WHO: Sumber COVID-19 Kelelawar, Ekosistemnya Bukan di Wuhan
2. Data menunjukkan sampel dari beberapa spesies binatang
Data dari awal-awal pandemik COVID-19 sempat diunggah bulan lalu para peneliti China ke sebuah database internasional.
Data tersebut termasuk sekuens genetik yang ditemukan di lebih dari seribu sampel lingkungan dan binatang, yang diambil pada Januari 2020 di pasar Huanan di Wuhan. Pasar Huanan menjadi lokasi pertama menyebarnya virus COVID-19.
Editor’s picks
Dari situ menunjukkan bahwa sampel DNA dari beberapa spesies binatang termasuk anjing rakun, ditemukan dalam sampel lingkungan yang positif mengandung virus penyebab COVID-19, yaitu SARS-CoV-2.
Hasil data itu yang membuat sebuah tim peneliti internasional meyakini binatang-binatang tersebut yang membawa penyakit COVID-19.
3. Penemuan tersebut dibantah
Tetapi, dari hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature pekan ini, para peneliti pada Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit China membantah temuan tim internasional tersebut.
Para peneliti Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit China menilai sampel-sampel tersebut tidak membuktikan binatang-binantang itu terinfeksi.
Kumpulan sampel itu juga diambil satu bulan setelah terjadi penularan dari manusia ke manusia di pasar makanan laut tersebut, sehingga, meskipun positif terpapar COVID-19, bisa jadi binatang-binatang tersebut malah tertular dari manusia.
4. WHO mencari keberadaan orang-orang yang pertama kali terinfeksi
Lebih lanjut, menurut Ketua Tim Teknis COVID-19, Maria Van Kerkhove, informasi terkini yang disampaikan China belum bisa menjawab asal-usul COVID-19 sepenuhnya.
Kerkhove mengatakan, WHO bekerja sama dengan para peneliti untuk mencari tahu hal-hal seperti keberadaan orang-orang yang pertama kali terinfeksi pada 2019 lalu.
WHO belum bisa memastikan apakah ada penelitian lainnya yang diperlukan, sudah dilakukan China. WHO juga meminta Amerika Serikat agar memberikan data asli dari Departemen Energi Amerika Serikat, bahwa kebocoran sebuah laboratorium di China menjadi awal penyebab pandemi COVID-19.