Nama Tren de Aragua atau "Kereta Aragua" sebenarnya berasal dari sebuah proyek pembangunan rel kereta api yang gagal di negara bagian Aragua, Venezuela. Geng ini berawal dari sekelompok anggota serikat pekerja korup dalam proyek tersebut sekitar tahun 2005. Setelah beberapa anggotanya ditangkap dan dipenjara, mereka justru mulai membangun organisasi kriminal yang lebih besar dari balik jeruji besi, dilansir The Guardian.
Kekuatan mereka tumbuh pesat di dalam Penjara Tocorón. Hal ini terjadi karena pemerintah Venezuela saat itu membiarkan penjara dikelola secara internal oleh para pemimpin narapidana yang disebut "pranes". Di bawah pimpinan Héctor "Niño" Guerrero, Tocorón berubah menjadi markas besar geng yang beroperasi layaknya negara kecil di dalam penjara.
Penjara Tocorón bahkan dilengkapi fasilitas mewah yang tidak biasa, seperti kebun binatang, beberapa kolam renang, klub malam, dan lapangan bisbol. Di dalam penjara, geng ini mewajibkan semua narapidana membayar uang keamanan yang disebut "la causa". Sistem pemerasan ini bisa menghasilkan jutaan dolar setiap tahunnya dan menjadi sumber finansial utama mereka.
Pada September 2023, pemerintah Venezuela mengerahkan 11 ribu tentara untuk mengambil alih Penjara Tocorón. Namun, para pemimpin geng termasuk Guerrero dilaporkan sudah kabur lebih dulu karena rencana operasinya bocor. Kehancuran markas ini ternyata tidak melumpuhkan Tren de Aragua, malah membuat mereka menyebar dan berevolusi menjadi jaringan kriminal internasional.