Guyana Dukung AS Kirim Kapal Perang ke Pesisir Venezuela

- Guyana tetapkan siaga militer dari ancaman Venezuela
- Trinidad dan Tobago dukung pengiriman kapal perang AS di Laut Karibia
- CELAC tolak intervensi dan dorong perdamaian di Amerika Latin
Jakarta, IDN Times - Presiden Guyana, Irfaan Ali, pada Selasa (2/9/2025), mendukung pengiriman kapal perang Amerika Serikat (AS) ke pesisir Venezuela yang diklaim untuk membantu melawan kriminal terorganisir dan penyelundupan narkoba.
“Kami akan mendukung semua yang membantu melawan segala ancaman kepada keamanan kami, tidak hanya mengenai ancaman pada kedaulatan Guyana,” kata Ali, dikutip dari The Latin Times.
Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela dan Guyana terlibat sengketa wilayah Esequibo. Wilayah di bagian barat Sungai Esequibo tersebut mencakup dua per tiga teritori Guyana.
1. Guyana tetapkan siaga militer dari ancaman Venezuela

Ali menyebut bahwa Guyana dalam situasi siaga menyusul ancaman Venezuela. Penetapan siaga ini dilakukan di tengah pemilihan presiden di negara Amerika Selatan tersebut.
“Tentu saja, ini mengkhawatirkan. Tentara Guyana disiagakan penuh. Mereka berada di kekuatan terbesarnya dan dalam kondisi siap dan dipersenjatai lengkap. Kami juga paham ancaman dari Venezuela,” terangnya, dilansir dari Mercopress.
Presiden Guyana tersebut mendukung demokrasi dan akan mengeliminasi ancaman kepada keamanan negara. Namun, ia memastikan bahwa kawasan Amerika Selatan harus tetap menjadi zona damai.
2. Trinidad dan Tobago dukung pengiriman kapal perang AS di Laut Karibia
Pekan lalu, Perdana Menteri Trinidad dan Tobago, Kamla Persad-Bissessar mengatakan dukungan kepada kapal AS yang dikirimkan ke pesisir Venezuela untuk membantu melawan kartel narkoba.
“Trinidad dan Tobago memiliki hubungan baik dengan rakyat Venezuela dan akan melanjutkan hubungan ini. Namun, saya ingin menjelaskan jika rezim Maduro melancarkan serangan ke Guyana. Sementara AS meminta akses militer di Trinidad, maka kami akan memberikan akses kepada AS,” ungkapnya, dikutip dari Miami Herald.
Persad-Binessar menyebut, AS beroperasi secara legal di perairan internasional di Laut Karibia. Hingga kini, AS tidak meminta izin untuk masuknya militer AS di teritori Trinidad.
3. CELAC tolak intervensi dan dorong perdamaian di Amerika Latin
Menteri Luar Negeri Kolombia, Rosa Villavicencio dalam pertemuan Komunitas Amerika Latin dan Karibia (CELAC) menyerukan perdamaian di Amerika Latin dan Karibia di tengah pengiriman kapal perang AS di Laut Karibia.
“CELAC lahir untuk berbicara dengan suaranya sendiri. Hari ini, suara ini sudah jelas, kami menolak intervensionisme dan memastikan semua sesuai dalam Piagam PBB dan kami mendorong setiap masalah diselesaikan lewat jalur diplomatik dan multilateral,” ujarnya, dilansir EFE.
CELAC dibentuk pada 2010 dan terdiri dari 33 negara di Amerika Latin dan Karibia. Pembentukan CELAC berfungsi sebagai forum dialog dan koordinasi politik antarnegara, tanpa melibatkan AS dan Kanada.