Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Pusat Penelitian Pertahanan Rusia di Tver yang terbakar pada Kamis (21/4/2022). (twitter.com/igorsushko)

Jakarta, IDN Times - Kebakaran terjadi di fasilitas penelitian militer milik pemerintah Rusia di Kota Tver pekan lalu, tepatnya pada Kamis (21/4/2022). Fasilitas penelitian militer tersebut dipergunakan untuk memroduksi persenjataan antiserangan udara dan misil yang dikirimkan ke Ukraina. 

Sebelum kejadian ini, beberapa wilayah di Rusia dikabarkan telah mendapat serangan rudal yang diklaim berasal dari Ukraina. Bahkan, Rusia menyebut Ukraina telah melancarkan serangan balasan ke permukiman warga. 

1. Tujuh orang tewas akibat insiden kebakaran

Kebakaran di Institut Pusat Penelitian Pertahanan Udara di Tver, yang terletak 180 kilometer dari Moskow, mengakibatkan tujuh orang tewas. Jumlah korban tewas ini bertambah, sebab sebelumnya dikabarkan hanya ada enam orang. 

"Kami mengonfirmasi bahwa jumlah kematian akibat kebakaran ini berjumlah tujuh orang. Namun, masih terdapat kemungkinan jumlah korban tewas akan naik," ungkap regu pemadam kebakaran, dilansir TASS.

Sementara itu, terdapat 27 orang yang mengalami luka-luka dari kejadian ini. Pasalnya, para korban terpaksa loncat dari lantai tiga demi menyelamatkan nyawa mereka dari kobaran api yang terus menjalar. 

Sejauh ini, ada 13 korban yang sudah dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif lantaran mengalami luka serius, dikutip RFE/RL

2. Kebakaran diduga berasal dari lantai 2 gedung

Sementara ini, masih belum diketahui secara pasti penyebab utama kebakaran di gedung penelitian tersebut. Namun, terdapat dugaan bahwa arus pendek listrik yang terjadi di lantai dua gedung memicu kobaran api ke seluruh penjuru gedung. 

Kebakaran ini menghanguskan sekitar 2.500 meter persegi gedung pusat penelitian tersebut. Pada upaya pemadaman harus dilakukan dengan helikopter Mi-8 yang menyiramkan setidaknya 10 tanki air untuk dapat memadamkan api. 

Menurut keterangan dari Menteri Pertahanan Rusia, Institut Pusat Penelitian Pertahanan Udara ini dipergunakan untuk penelitian pertahanan udara militer Rusia. Termasuk, digunakan untuk pengembangan sistem antipesawat udara yang baru. 

Sedangkan kebakaran dianggap sebagai hal yang lumrah di Rusia. Bahkan, kasus serupa sudah berkali-kali terjadi setiap tahunnya yang diduga akibat insfrastruktur yang sudah tua dan banyak pihak yang menganggap remeh standar keamanan, dikutip The Moscow Times.  

3. Pemerintah Rusia dianggap menutupi angka kematian dari kebakaran ini

Dilaporkan Daily Mail, pemerintah Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin dituding berusaha menutupi kematian dari insiden kebakaran ini. Media yang didukung Kremlin hanya mengabarkan kematian tujuh orang. 

Berdasarkan keterangan jurnalis lokal Rusia, insiden kebakaran telah menyebabkan kematian sekitar 25 orang. Dari korban tewas tersebut diduga beberapa di antaranya adalah ilmuwan yang ahli dalam pembuatan misil. 

Dua hari setelah kebakaran, petugas penyelamat masih berusaha untuk mencari korban yang kemungkinan masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Salah seorang ilmuwan yang berhasil diselamatkan disebut sempat diselimuti asap beracun. 

Jurnalis Alexander Gamburg menyebut, ia melihat sendiri daftar korban tewas. Namun, ia tidak dapat memberikan secara detil karena adanya sensor dari otoritas Rusia. 

"Investigator kriminal sedang bekerja di lokasi kejadian sampai Minggu (24/4/2022). Setelah itu mereka akan mengumumkan berapa pasti korban tewas dalam insiden kebakaran ini," kata dia. 

"Saya tidak tahu bagaimana mereka bekerja di fasilitas penelitian tersebut. Mayoritas korban tewas adalah laki-laki. Jumlah ini belum final. Ini adalah salah satu tragedi besar," sambung Gamburg. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team