Dilaporkan Daily Mail, pemerintah Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin dituding berusaha menutupi kematian dari insiden kebakaran ini. Media yang didukung Kremlin hanya mengabarkan kematian tujuh orang.
Berdasarkan keterangan jurnalis lokal Rusia, insiden kebakaran telah menyebabkan kematian sekitar 25 orang. Dari korban tewas tersebut diduga beberapa di antaranya adalah ilmuwan yang ahli dalam pembuatan misil.
Dua hari setelah kebakaran, petugas penyelamat masih berusaha untuk mencari korban yang kemungkinan masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Salah seorang ilmuwan yang berhasil diselamatkan disebut sempat diselimuti asap beracun.
Jurnalis Alexander Gamburg menyebut, ia melihat sendiri daftar korban tewas. Namun, ia tidak dapat memberikan secara detil karena adanya sensor dari otoritas Rusia.
"Investigator kriminal sedang bekerja di lokasi kejadian sampai Minggu (24/4/2022). Setelah itu mereka akan mengumumkan berapa pasti korban tewas dalam insiden kebakaran ini," kata dia.
"Saya tidak tahu bagaimana mereka bekerja di fasilitas penelitian tersebut. Mayoritas korban tewas adalah laki-laki. Jumlah ini belum final. Ini adalah salah satu tragedi besar," sambung Gamburg.