AS Tolak Bagikan Informasi Intelejen terkait RS Al Shifa dan Hamas

AS kekeuh Hamas bermarkas di Al Shifa

Jakarta, IDN Times - Pejabat Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak akan membagikan informasi intelijen Israel ataupun intelijennya terkait penggunaan rumah sakit Al Shifa di Gaza sebagai pusat komando Hamas.

Pasukan Israel menggerebek rumah sakit terbesar di Gaza tersebut pada Rabu (15/11/2023) untuk mencari jejak Hamas, yang diklaim bersembunyi di bawah rumah sakit tersebut. Namun, baik Hamas maupun staf medis Al Shifa berulang kali membantah tuduhan itu.

"Saya tidak akan berbicara tentang informasi intelijen spesifik yang mungkin terjadi di antara kami berdua," kata Kirby pada Kamis (17/11/2023). 

"Ini merupakan ranah mereka, tapi seperti yang saya katakan beberapa hari yang lalu, kami yakin dengan penilaian intelijen kami tentang bagaimana Hamas menggunakan rumah sakit itu," tambahnya. 

1. Hamas dituduh bersembunyi di Al Shifa dengan perisai manusia

Dilansir Reuters, Kirby berpendapat para pejuang Hamas bersembunyi di rumah sakit Al Shifa dan menggunakan fasilitas tersebut sebagai perisai terhadap tindakan militer, sehingga menempatkan pasien dan staf medis dalam bahaya.

“Kami memiliki informasi intelijen yang meyakinkan bahwa Hamas menggunakan Al Shifa sebagai pusat komando dan kendali, dan kemungkinan besar juga sebagai fasilitas penyimpanan. Kami masih yakin akan kekuatan intelijen tersebut," tambahnya.

Baca Juga: WHO Pusing Cari Cara Evakuasi Pasien dari RS Al Shifa di Jalur Gaza

2. Militer Israel klaim temukan senjata di Al Shifa

Militer Israel melaporkan penemuan berbagai senjata dan peralatan militer di dalam rumah sakit Al Shifa selama penggerebekan pada Rabu pagi.

Dalam video yang dirilisnya, tentara menunjukkan beberapa senapan otomatis AK-47, amunisi, granat, rompi pelindung dan peralatan lain yang digunakan oleh Hamas. Mereka mengatakan, barang-barang tersebut berada di tas ransel di departemen MRI rumah sakit.

“Senjata-senjata ini sama sekali tidak ada gunanya jika disimpan di dalam rumah sakit,” kata Jonathan Conricus, juru bicara militer Israel, dalam video tersebut.

Sejauh ini, pencarian tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda adanya terowongan atau pusat komando canggih yang dioperasikan oleh Hamas di bawah rumah sakit, seperti yang diklaim Israel dan AS, dilansir Associated Press.

3. Biden sebut pemberhentian operasi militer Israel di Gaza tidak realistis

Presiden AS Joe Biden mengatakan, Israel memasuki rumah sakit Al Shifa dengan pasukan bersenjata yang terbatas dan tidak melakukan pengeboman di lokasi tersebut. Ia juga mengulangi bahwa Hamas telah melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di bawah rumah sakit tersebut.

“Mereka diberitahu, kami telah membahas bahwa mereka perlu sangat berhati-hati,” ujarnya pada Rabu. 

Namum, Biden mengungkapkan bahwa tidak realistis bagi Israel untuk menghentikan tindakan militernya di Gaza, mengingat ancaman dari Hamas bahwa mereka bermaksud menyerang Israel lagi.

“Hamas telah mengatakan secara terbuka bahwa mereka berencana menyerang Israel lagi, seperti yang mereka lakukan sebelumnya, dengan memenggal kepala bayi,” kata Biden.

Gedung Putih bulan lalu mengklarifikasi bahwa para pejabat AS belum melihat bukti mengenai hal ini, dan mengatakan Biden merujuk pada laporan berita mengenai tindakan tersebut. Belum jelas apakah ada laporan intelijen baru yang mengonfirmasi tentang adanya bayi-bayi yang dipenggal.

Baca Juga: Duh RS Indonesia di Gaza Sudah Tak Berfungsi, Kehabisan BBM!

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya