Diduga Kebocoran Gas, Kebakaran di Bangladesh Tewaskan 46 Orang

Banyak korban tewas akibat sesak napas

Jakarta, IDN Times -  Sedikitnya 46 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam kebakaran besar yang melanda gedung setinggi enam lantai di ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada Kamis (29/2/2024). Kebakaran diduga disebabkan oleh kebocoran gas atau kompor.

Otoritas pemadam kebakaran mengatakan, kobaran api berasal dari sebuah restoran yang terletak di lantai dua, dan kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh bangunan. Petugas menggunakan derek untuk menyelamatkan orang-orang dari gedung yang tersebut.

Api baru dapat dikendalikan setelah dua jam upaya pemadaman, yang melibatkan 13 unit petugas pemadam kebakaran, Mereka saat ini masih bekerja untuk membersihkan puing-puing dan memadamkan bara api yang tersisa.

Menanggapi peristiwa itu, Presiden Mohammed Shahabuddin dan Perdana Menteri Sheikh Hasina menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas.

Baca Juga: Sebuah Restoran di Bangladesh Terbakar, 43 Orang Tewas

1. 22 orang dalam kondisi kritis

Menteri Kesehatan Samanta Lal Sen pada Jumat (1/3/2024) mengatakan bahwa 22 orang yang menderita luka bakar kini dirawat di rumah sakit.

“Ke-22 orang tersebut… berada dalam kondisi kritis. Kami mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa mereka,” kata Sen setelah berkunjung ke Rumah Sakit Dhaka Medical College.

Salah satu korban selamat, Mohammad Altaf, menceritakan bagaimana ia berhasil lolos dari kobaran api yang menewaskan dua rekannya.

“Saya pergi ke dapur, memecahkan jendela dan melompat untuk menyelamatkan diri,” katanya kepada wartawan.

Sementara itu, keluarga korban tewas berkumpul di rumah sakit pada Jumat pagi untuk menerima jenazah mereka.

“Saya tidak bisa menyelamatkan putri saya,” ratap Abdul Quddus. Anaknya, Nimu, tewas bersama lima sepupu dan temannya dalam kebakaran tersebut.

Para dokter mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas karena sesak napas, sementara yang lainnya meninggal saat melompat dari gedung.

2. Kebakaran diduga disebabkan oleh kebocoran gas atau kompor

Brigadir Jenderal Utama Uddin, pejabat tinggi dinas pemadam kebakaran mengatakan bahwa kebakaran itu kemungkinan dipicu oleh kebocoran gas atau kompor.

“Itu adalah bangunan berbahaya dengan tabung gas di setiap lantai, bahkan di tangga,” katanya kepada Reuters.

Ia menambahkan bahwa bangunan tersebut hanya memiliki satu tangga dan tidak ada ventilasi, pintu keluar darurat, dan fitur keselamatan lainnya.

Pemerintah telah membentuk tim beranggotakan lima orang untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baca Juga: Terancam Punah, Pengadilan Bangladesh Larang Adopsi Gajah Liar

3. Partai oposisi salahkan pemerintah

Sementara itu, partai oposisi utama menyalahkan pemerintah atas kebakaran tersebut.

“Kecelakaan dan bencana terus terjadi karena tidak ada supremasi hukum,” kata Mirza Fakhrul Islam Alamgir, sekretaris jenderal Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dalam sebuah pernyataan.

“Pemerintah tidak bertanggung jawab kepada rakyat dan itulah sebabnya anarki terjadi, banyak kecelakaan terjadi dan banyak orang kehilangan nyawa.”

Kebakaran sering terjadi di Dhaka yang berpenduduk padat. Banyak bangunan di sana tidak memiliki langkah-langkah keselamatan yang memadai. Kebakaran dan ledakan biasanya disebabkan oleh kerusakan tabung gas, AC, dan kabel listrik yang buruk.

Pada Juli 2021, 54 orang yang tewas dalam kebakaran di sebuah pabrik pengolahan makanan di luar Dhaka. Sedikitnya 70 orang juga tewas dalam kebakaran pada Februari 2019 yang melanda sebuah kawasan yang telah berusia berabad-abad.

Baca Juga: Terdesak Pejuang, 103 Tentara Junta Myanmar Kabur ke Bangladesh

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya