Dukung Aksi Protes, Rapper Iran Divonis 6 Tahun Penjara

Pendukungnya sempat khawatir ia akan dihukum mati

Jakarta, IDN Times - Iran telah menjatuhkan hukuman enam tahun tiga bulan penjara kepada rapper populer di negara itu, Toomaj Salehi, atas partisipasinya dalam protes besar-besaran yang mengguncang negara itu tahun lalu. Pengumuman itu disampaikan di akun Twitter yang dikelola oleh para pendukung Salehi pada hari Senin (10/7/2023).

Dia sebelumnya didakwa melakukan "korupsi di bumi", sebuah tuduhan yang merujuk pada berbagai pelanggaran, termasuk yang berkaitan dengan moral Islam dan berpotensi terancam hukuman mati.

Melansir Deutsche Welle, pengacaranya, Rosa Etemad Ansari, mengatakan bahwa pria berusia 32 tahun itu juga dibebaskan dari tuduhan "menghina Pemimpin Tertinggi" dan "bekerja sama dengan pemerintah yang bermusuhan".

Baca Juga: Kanada Jatuhkan Sanksi ke Jaksa Iran yang Langgar HAM

1. Dibebaskan dari tahanan isolasi

Dialnsir DW, Ansari mengatakan rapper itu telah dizinkan bergabung kembali di penjara umum, setelah sebelumnya sempat ditahan di sel isolasi di penjara Dastgerd di Iran tengah.

Sementara itu, anggota parlemen Jerman Ye-One Rhie, yang berkampanye atas namanya, menuntut pembebasan Salehi. Dalam tweet-nya, ia mengatakan pria itu tidak melakukan kejahatan apa pun yang dituduhkan kepadanya.

Rhie menambahkan bahwa dirinya ingin bertemu dengan rapper tersebut untuk mengkonfirmasi situasinya dan menyambut pemindahan Salehi dari sel isolasi.

Baca Juga: Protes Ekskusi Iran, Dubes Swiss Disebut Intervensi Urusan Teheran

2. Salehi kritik pemerintah lewat lagu dan video musiknya

Salehi, yang ditangkap Oktober lalu, telah mengkritik pemerintah Iran dalam lagu dan video musiknya yang beredar luas secara online.

"Kejahatan seseorang sedang menari dengan rambutnya tertiup angin," rapnya dalam video dengan lebih dari 450 ribu penayangan di YouTube, dikutip dari Associated Press.

Dalam lirik yang lain, dia juga meramalkan kejatuhan teokrasi Iran.

“Seluruh masa lalumu gelap, pemerintah yang menghilangkan cahaya dari mata... Kami pergi dari dasar piramida dan mengetuk ke atas... Empat puluh empat tahun pemerintahanmu, ini adalah tahun kegagalan."

Setelah penangkapannya, media pemerintah merilis sebuah video yang memperlihatkan Salehi, dengan keadaan mata ditutup, meminta maaf atas kata-katanya. Namun, banyak orang menganggap pernyataannya itu dibuat di bawah tekanan. Kelompok HAM mengatakan Iran secara rutin menyiksa para tahanan untuk membuat pengakuan palsu.

3. Iran eksekusi 7 orang yang terlibat protes

Salehi termasuk di antara ribuan warga Iran yang turun ke jalan setelah kematian Masha Amini dalam tahanan polisi pada September 2022. Wanita berusia 22 tahun itu ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami negara tersebut.

Protes dengan cepat menyebar ke seluruh negeri dan menyebabkan lebih dari 500 orang tewas, termasuk puluhan personel keamanan. Hampir 20 ribu orang ditangkap dalam kerusuhan itu.

Sejauh ini, Iran telah mengeksekusi tujuh orang sehubungan dengan protes tersebut. Meskipun protes sebagian besar telah mereda tahun ini, namun masih ada tanda-tanda ketidakpuasan yang meluas.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya