Gempa Afghanistan: Lebih dari 2.400 Orang Tewas dan 1.320 Rumah Hancur

Warga bergegas menolong korban yang tertimpa puing-puing

Jakarta, IDN Times - Ratusan orang dikhawatirkan tewas setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,3 melanda desa-desa di Provinsi Herat, Afghanistan, pada Sabtu (8/9/2023). Berbekal peralatan seadanya, penduduk desa dan tim darurat bergegas menyelamatkan mereka yang tertimbun oleh reruntuhan.

Bangunan-bangunan dari material lumpur mengalami kerusakan yang paling parah.

“Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh. Mereka yang berada di dalam rumah tertimbun. Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya," kata salah seorang warga Herat bernama Bashir Ahmad.

Karena rumah mereka hancur, banyak keluarga terpaksa tidur di alam terbuka.

1. Korban tewas mencapai lebih dari 2.400 orang di seluruh Afghanistan

Dilansir Reuters, Taliban pada Minggu mengatakan bahwa korban tewas sejauh ini mencapai lebih dari 2.400 jiwa di seluruh negeri. Gempa itu merupakan salah satu yang paling mematikan yang pernah mengguncang Afghanistan selama bertahun-tahun.

Janan Sayeeq, juru bicara Kementerian Bencana, mengatakan ada lebih dari 2 ribu korban luka-luka, sementara 1.320 rumah dilaporkan rusak atau hancur.

Gempa yang berpusat sekitar 35 kilometer dari barat laut kota Herat itu sontak memicu kepanikan warga.

“Orang-orang meninggalkan rumah mereka, kami semua berada di jalanan,” kata Naseema, warga Herat lainnya.

Herat, yang terletak 120 kilometer di timur perbatasan Iran, dikenal sebagai ibu kota budaya Afghanistan. Sebanyak 1,9 juta orang diperkirakan mendiami provinsi tersebut.

Afghanistan termasuk negara yang sering dilanda gempa. Sebagian besar gempa terjadi di pegunungan Hindu Kush, karena terletak di dekat persimpangan lempeng tektonik Eurasia dan India.

Pada Juni tahun lalu, provinsi Paktika dilanda gempa berkekuatan magnitudo 5,9. Bencana itu mengakibatkan lebih dari seribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: PBB Desak Pakistan Tahan Diri Pulangkan Paksa Migran Afghanistan

2. Sebagian besar korban tewas di Herat adalah perempuan dan anak-anak

Dilansir BBC, seorang pejabat Departemen Kesehatan Herat mengatakan, lebih dari 200 korban tewas telah dibawa ke berbagai rumah sakit. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, ranjang pasien telah disiapkan di luar rumah sakit utama di Herat untuk menerima lebih banyak korban. 

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu, total ada 202 fasilitas kesehatan umum di provinsi Herat. Salah satunya adalah rumah sakit regional besar yang menampung 500 korban jiwa.

Namun, sebagian besar fasilitas tersebut merupakan pusat kesehatan dasar yang lebih kecil dan tantangan logistik dapat menghambat operasi, terutama di daerah terpencil.

“Sementara operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, korban di daerah tersebut belum sepenuhnya teridentifikasi,” kata WHO.

3. Dana untuk layanan kesehatan di Afghanistan kini sangat terbatas

Sistem layanan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, mengalami pemotongan dana yang sangat besar sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Banyak bantuan internasional juga dihentikan.

Langkah tersebut diambil sebagai bentuk protes atas pembatasan Taliban terhadap perempuan Afghanistan. Kelompok itu telah memerintahkan sebagian besar staf perempuan yang bekerja di NGO untuk berhenti bekerja, meskipun dengan pengecualian di bidang kesehatan dan pendidikan.

Pada Agustus, juru bicara Komite Palang Merah Internasional juga mengatakan bahwa mereka kemungkinan besar akan mengakhiri bantuan keuangan untuk 25 rumah sakit Afghanistan karena keterbatasan dana.

Baca Juga: Migran Afghanistan Ngaku Dianiaya Polisi Pakistan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya