Hina Lagu Kebangsaan China, Pria Hong Kong Divonis 3 Bulan Penjara

Videonya telah ditonton lebih dari 90 ribu kali

Jakarta, IDN Times - Seorang pria Hong Kong dijatuhi hukuman tiga bulan penjara pada Kamis (20/7/2023), karena menghina lagu kebangsaan China. Pria itu menukar lagu kebangsaan China dengan lagu dari momen protes demokrasi 2019 dalam sebuah video olahraga.

Cheng Wing-chun, yang berusia 27 tahun, menjadi orang pertama yang diadili dengan undang-undang lagu kebangsaan yang disahkan pada 2020.

Undang-undang tersebut mengkriminalkan tindakan yang tidak menghormati lagu kebangsaan Cina, dengan hukuman penjara hingga tiga tahun atau denda hingga 6.400 dolar AS (sekitar Rp95,9 juta), dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Cerita WNI Rasakan Badai Talim di Hong Kong

1. Cheng dinilai menghasut orang-orang untuk menghina martabat lagu kebangsaan

Hakim Minnie Wat mengatakan hukuman jera perlu diterapkan lantaran lagu itu adalah simbol martabat dan integritas wilayah suatu negara.

"Cheng menghasut orang di bagian komentar untuk menghina martabat lagu kebangsaan dan tidak menunjukkan penyesalan," kata Hakim Wat, dikutip dari The Straits Times.

Dalam video yang diunggahnya di YouTube pada 2021, Cheng mengganti lagu kebangsaan China "March of the Volunteers" dengan lagu protes populer "Glory to Hong Kong" selama upacara penyerahan medali emas untuk pemain anggar Hong Kong Edgar Cheung di acara Olimpiade Tokyo 2020.

Hakim mengatakan video itu telah ditonton lebih dari 90 ribu kali.

Baca Juga: Hong Kong Akan Setop Impor Produk Laut jika Jepang Buang Limbah Nuklir

2. Pertama kali muncul saat protes demokrasi 2019

Lagu protes "Glory to Hong Kong", yang ditulis secara anonim, pertama kali muncul pada Agustus 2019 ketika kota itu melancarkan demonstrasi demokrasi besar-besaran. 

Namun, Hong Kong kini telah melarang pertunjukan atau pemutaran rekaman lagu tersebut, setelah Beijing menghentikan protes dan memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada 2020 untuk memadamkan perbedaan pendapat.

Meski begitu, "Glory to Hong Kong" telah berulang kali diputar secara keliru sebagai lagu kebangsaan kota tersebut di acara olahraga internasional dan menimbulkan kemarahan pejabat Hong Kong.

3. Pengadilan pertimbangkan legalitas "Glory to Hong Kong"

Pada Juni, pemerintah mengajukan permohonan ke Pengadilan Tinggi kota untuk melarang orang-orang dari menyiarkan, menampilkan, membagikan, atau mereproduksi lagu tersebut dengan tujuan kriminal. Pemerintah juga berusaha untuk melarang adaptasi dalam bentuk apapun dari lagu atau melodinya.

Menteri Teknologi Sun Dong mengatakan pada awal Juli bahwa perintah itu diperlukan, karena raksasa teknologi Google telah menolak untuk menghapus "Glory ke Hong Kong" dari hasil pencarian online kecuali pemerintah memiliki bukti tentang ilegalitas lagu tersebut. 

Baca Juga: Hong Kong Pangkas Drastis Kursi Anggota Dewan yang Dipilih Langsung

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya