India Tangkap 4 Tersangka Penyelundupan Orang ke Rusia

Korban dipaksa berperang di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang India mengumumkan telah menangkap empat orang yang terlibat dalam penyelundupan pemuda India ke zona perang Rusia-Ukraina.

Dilansir Reuters, Biro Investigasi Pusat (CBI) mengatakan empat warga negara India yang ditangkap tersebut terdiri dari seorang penerjemah, pengurus visa dan pemesanan tiket pesawat serta dua perekrut utama untuk wilayah negara bagian Kerala dan Tamil Nadu.

"Investigasi berlanjut untuk mencari tersangka lain yang merupakan bagian dari jaringan internasional penyelundup manusia,” kata CBI dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/5/2024).

Baca Juga: India Ingin Perluas Kerja Sama Pertahanan dengan Indonesia

1. Korban ditempatkan di garis depan zona perang Rusia-Ukraina

Biro tersebut mengatakan bahwa dua tersangka ditangkap pada Selasa, sementara dua lainnya ditangkap pada 24 April. Mereka dituduh memikat pemuda India ke Rusia dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi dan kesempatan kuliah. Namun sesampainya di sana, para korban malah dipaksa berperang di Ukraina.

“Para pelaku perdagangan manusia ini beroperasi sebagai jaringan terorganisir dan memikat warga negara India melalui saluran media sosial seperti YouTube dan juga melalui kontak dan agen lokal mereka untuk mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi di Rusia,” jelas CBI.

Pihaknya menambahkan bahwa korban akan dilatih dalam pertempuran dan ditempatkan di pangkalan depan di zona perang Rusia-Ukraina di luar keinginan mereka. Beberapa di antaranya dilaporkan terluka parah dalam perang tersebut.

2. Pelaku incar korban lewat video Youtube

Dilansir NDTV, beberapa perusahaan konsultan visa swasta biasanya membuat video melalui YouTube untuk menjangkau orang-orang India yang tertarik bekerja di luar negeri.

Dalam video tersebut, mereka meyakinkan bahwa situasi di Rusia baik-baik saja dan terdapat berbagai jenis pekerjaan di Angkatan Darat Rusia, seperti menjadi pembantu, menangani dokumen, dan mengevakuasi bangunan yang hancur akibat perang.

Calon korban diberitahu bahwa mereka tidak perlu pergi ke perbatasan dan berperang di Ukraina. Namun, mereka diharuskan menjalani pelatihan selama tiga bulan, di mana mereka akan dibayar sebesar 40 ribu rupee (sekitar Rp7 juta), dan 100 ribu rupee (sekitar Rp19 juta) lagi setelah pelatihan selesai.

Orang-orang India tersebut akhirnya dipaksa menjalani pelatihan militer karena diduga diberikan terjemahan dokumen yang menyesatkan, yang menyatakan bahwa mereka akan menerima hukuman penjara selama 10 tahun jika tidak bergabung dengan tentara Rusia.

CBI menemukan bahwa perusahaan konsultan visa yang berbasis di Delhi telah mengirim sekitar 180 orang India ke Rusia. Badan-badan pusat saat ini berupaya memfasilitasi pembebasan mereka.

Baca Juga: India Deportasi Pengungsi Myanmar yang Melarikan Diri dari Kudeta 2021

3. India sebut Rusia tanggapi kasus itu secara serius

Dilansir Reuters, Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa Rusia telah menanggapi setiap kasus tersebut secara serius. Namun, Moskow belum memberikan komentarnya terkait hal itu.

India sendiri menolak untuk mengecam invasi Rusia di Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022, dan memilih menyerukan dialog dan diplomasi untuk mengakhiri konflik tersebut.

Kedekatan New Delhi dan Moskow telah terjalin selama bertahun-tahun, dengan keduanya melakukan perdagangan mulai dari pesawat tempur hingga teh.

Baca Juga: Ribuan Siswa di Sekolah India Dievakuasi gegara Ancaman Bom Palsu

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya