Jerman Cari Jasad Tentaranya yang Dieksekusi pada Perang Dunia II

Para tentara dieksekusi oleh pejuang perlawanan Prancis

Jakarta, IDN Times - Jerman memulai pencarian kerangka puluhan tentaranya yang disebut telah dieksekusi oleh pejuang perlawanan Prancis selama Perang Dunia II mulai Selasa (27/6/2023).

Pencarian kuburan massal di kawasan hutan dekat desa Meymac itu berawal dari kesaksian seorang mantan pejuang berusia 98 tahun Edmond Reveil.

Dia adalah bagian dari komando yang menembak mati 46 tentara Jerman bersama dengan seorang wanita Prancis, yang dituduh bekerja sama dengan mereka pada 12 Juni 1944, ketika Prancis diduduki oleh Nazi Jerman.

Investigasi baru diluncurkan setelah Reveil, yang dianggap sebagai saksi terakhir yang masih hidup dari kelompok perlawanan Prancis, mulai berbicara secara terbuka tentang peristiwa tersebut pada 2019.

1. Georadar digunakan untuk memindai tanah dan menetapkan lokasi kuburan

Melansir DW, juru bicara Komisi Makam Perang Jerman Diane Tempel-Bornett menyediakan georadar untuk memindai tanah dan menetapkan lokasi kuburan yang tepat. Adapun evaluasi data untuk pencarian akan memakan waktu sekitar 4 minggu, baru kemudian diputuskan kapan dan di mana akan menggali.

"Sungguh luar biasa bahwa orang-orang masih mencari mayat dari Perang Dunia II di Prancis," kata Bornett.

Pejuang perlawanan Prancis menangkap puluhan tentara Jerman di kota Tulle pada 9 Juni 1944. Sebagai pembalasan, pasukan Waffen SS secara terbuka menggantung 99 warga sipil. Sehari kemudian, unit SS lainnya memusnahkan hampir seluruh komunitas desa di Oradour-sur-Glane yang menyebabkan 643 orang tewas.

Pada 12 Juni, pejuang Prancis kemudian menembak tentara Jerman yang ditangkap di daerah hutan dekat Meymac di wilayah Correze.

Identitas tentara Jerman tersebut belum diketahui. Sisa-sisa kerangka mereka, apabila ditemukan, akan dikirim ke laboratorium di Marseille.

Baca Juga: Jerman Akan Tempatkan 4 Ribu Tentara di Lithuania, Terancam Rusia?

2. Penggalian makam juga sempat dilakukan pada 1960-an

Mengutip Le Monde, Reveil mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut dilakukan karena anggota kelompok perlawanan setempat, yang terdiri dari sekitar 30 milisi dan partisan komunis, terlalu sedikit untuk menjaga para tahanan.

"Jika kita membiarkan Jerman pergi, mereka akan menghancurkan Meymac (kota terdekat)," ujarnya kepada AFP.

"Kami merasa malu, tetapi apakah kami punya pilihan?," kata dia sebelumnya kepada surat kabar lokal La Vie Correzienne.

Sebagian besar dari segelintir orang yang mengetahui peristiwa tersebut memilih diam selama beberapa dekade. Penggalian sempat dilakukan pada 1960-an, tetapi dengan cepat dihentikan.

"Mungkin karena tekanan," kata Wali Kota Meymac Philippe Brugere, menambahkan bahwa dia tidak dapat menemukan catatan pencarian itu di arsip kota.

Investigasi terbaru kemudian diluncurkan ketika Reveil mulai berbicara secara terbuka tentang insiden tersebut pada 2019.

Brugere menyebut pencarian tersebut merupakan hal yang terhormat, dengan mengatakan bahwa orang-orang perlu melihat sejarah dengan jujur. 

3. Sejarawan lokal sebut eksekusi itu sebagai fakta perang

Reveil mengatakan, dia ingat bahwa setiap tentara Jerman mengeluarkan dompetnya untuk melihat foto keluarga sebelum meninggal. Ia mengatakan bahwa setelah pembunuhan, para penembak diberi tahu untuk tidak membicarakan hal tersebut.

"Itu adalah kejahatan perang," tambahnya.

Menurut sejarawan lokal Herve Dupuy, istilah yang lebih baik untuk eksekusi tersebut adalah fakta perang, mengingat penjajah Jerman memperlakukan pejuang Perlawanan Prancis sebagai teroris.

Prancis menyerah kepada Jerman pada Juni 1940 dan diperintah oleh rezim Vichy, negara klien Jerman, hingga 1942. Perlawanan Prancis, yang dibentuk oleh kelompok-kelompok dari berbagai kecenderungan politik, terus berperang melawan pasukan Jerman dan kolaborasi Vichy.

Gerakan tersebut memimpin perang gerilya melawan Jerman dan memasok intelijen kepada sekutu, menjelang pendaratan Normandia pada Juni 1944.

Baca Juga: Jaksa Jerman Akui Sadap Telepon Aktivis Iklim Last Generation

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya