Pakistan Larang Kantor Kedutaan Keluarkan Visa untuk Warga Afghanistan

Berawal dari penerbitan visa dengan ID palsu 

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Pakistan memerintahkan kantor kedutaannya di Eropa untuk untuk tidak mengeluarkan visa kepada warga Afghanistan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. 

Perintah tersebut ditujukan kepada kedutaan Pakistan di Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Portugal, Yunani, Austria, Swiss, Denmark, Norwegia, Belgia, Irlandia, dan Belanda.

Melansir ARY News, langkah itu diambil setelah mencuat dugaan skandal penerbitan visa Pakistan untuk 1.600 warga negara Afghanistan dengan menggunakan kartu penduduk palsu Swedia.

1. Bermula dari penerbitan visa dengan kartu penduduk palsu

Pakistan Larang Kantor Kedutaan Keluarkan Visa untuk Warga Afghanistanilustrasi visa (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sebelumnya, kantor kedutaan Pakistan di Swedia mengeluarkan 1.600 visa untuk warga negara Afghanistan dengan menggunakan kartu penduduk palsu.

Beberapa jam setelah berita itu tersebar, Kantor Luar Negeri Pakistan langsung memerintahkan penyelidikan segera dan meminta semua kedutaannya di luar negeri untuk berhenti mengeluarkan visa dalam kategori apa pun kepada warga negara Afghanistan, seperti yang dituangkan dalam surat perintah tertanggal 8 Februari 2023.

Selain itu, kementerian juga telah meminta otoritas terkait membatalkan semua visa yang diberikan kepada warga Afghanistan

Adapun keputusan tersebut berdampak negatif terhadap warga negara Afghanistan yang saat ini tinggal di Pakistan. Pasalnya, pemberlakuan larangan visa itu mengganggu rencana pribadi mereka dan membuat anggota keluarga mereka di Eropa tidak dapat berkunjung, kata seorang warga negara Afghanistan di Islamabad, dikutip Khaama.

Baca Juga: Kronologi Penangkapan Dosen Afghanistan: Dipukul-Dibawa Paksa Taliban

2. Warga Afghanistan kesulitan mendapatkan visa Pakistan

Pakistan Larang Kantor Kedutaan Keluarkan Visa untuk Warga Afghanistanbendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)

Pemerintah Pakistan diketahui sangat membatasi penerbitan visa bagi warga negara Afghanistan. 

Melansir TOLO News, Noor Wais Malyar yang merupakan penduduk provinsi Khost, Afghanistan, mengatakan bahwa dirinya perlu membawa istrinya yang sakit ke Pakistan untuk berobat. Tetapi sejauh ini belum bisa mendapatkan visa.

“Kami menghemat uang dan menunggu dua hingga tiga bulan, tetapi kami masih belum mendapatkan apa-apa,” kata Malyar.

Menurut perwakilan dari sejumlah agen perjalanan, kedutaan Pakistan menolak banyak aplikasi visa.

“40 persen orang (Afghanistan) yang mengajukan visa Pakistan mendapatkan visa mereka, sementara 60 persen dari mereka ditolak,” kata kepala biro perjalanan, Noor Rahman Noor.

Beberapa hari lalu, kedutaan Afghanistan di Pakistan menyatakan bahwa pejabat Islamabad telah berjanji untuk mengatasi masalah visa bagi warga negara Afghanistan. 

“Dalam pertemuan tersebut, beberapa masalah penting dibahas dan kesepakatan dicapai, termasuk tantangan visa bagi warga Afghanistan, yang tidak dapat diperoleh dengan mudah oleh warga Afghanistan,” kata Zarif Qasemi, penanggung jawab urusan konsuler Kedutaan Besar Afghanistan di Islamabad.

3. Jutaan dolar diselundupkan dari Pakistan ke Afghanistan setiap hari

Pakistan Larang Kantor Kedutaan Keluarkan Visa untuk Warga Afghanistanilustrasi uang dolar (unsplash.com/Vladimir Solomianyi)

Melansir Bloomboerg, jutaan dolar diselundupkan ke Afghanistan dari Pakistan setiap harinya. Aktivitas ini membantu memberikan dukungan ekonomi bagi Kabul setelah Amerika Serikat (AS) dan Eropa memblokir akses Taliban terhadap cadangan devisa negara tersebut. Namun bagi Islamabad, hal ini justru memperburuk krisis ekonomi yang sedang berkembang.

Menurut Sekjen Asosiasi Perusahaan Pertukaran Pakistan, Muhammad Zafar Paracha, pedagang dan penyelundup membawa uang sebanyak 5 juta dolar AS melintasi perbatasan setiap hari. Angka ini lebih tinggi dari total 17 juta dolar AS yang disuntikkan bank sentral Afghanistan ke pasar setiap minggunya.

“Mata uang diselundupkan tanpa keraguan. Ini telah menjadi bisnis yang cukup menguntungkan," kata Paracha.

Baca Juga: 5 Fakta Ismail Mashal, Profesor Afghanistan yang Ditahan Taliban

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya