Paus Fransiskus: Cukup, Hentikan Perang di Gaza!

Ia juga menyerukan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus mendesak agar konflik Israel-Hamas segera diakhiri. Ia juga menyerukan lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, terjaminnya perlindungan warga sipil, dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

“Cukup, cukup saudara-saudara, cukup," ujar Paus pada Minggu (12/11/2023) di Lapangan Santo Petrus di Vatikan.

Ia mengatakan bahwa senjata tidak akan pernah membawa perdamaian dan konflik di Gaza tidak boleh meluas.

“Saya dekat dengan semua orang yang menderita, warga Palestina dan Israel,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia berdoa untuk mereka.

1. Bantuan yang masuk ke Gaza sangat sedikit

Sangat sedikit bantuan yang masuk ke Gaza sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas lebih dari sebulan lalu. Konfik terbaru ini dimulai setelah pejuang Hamas melancarkan serangan mengejutkan di Israel pada 7 Oktober. Sekitar 1.200 orang Israel tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera dalam peristiwa tersebut.

Kementerian Kesehatan di Gaza hingga Minggu (12/11/2023) melaporkan, lebih dari 11 ribu orang tewas akibat serangan udara dan artileri Israel. Sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Paus telah menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan, dan mengatakan bahwa solusi dua negara diperlukan untuk mengakhiri konflik Israel-Hamas, dilansir Reuters.

Baca Juga: Menlu Retno: Keluarga WNI di Gaza Selatan Berhasil Dievakuasi 

2. Netanyahu tolak gencatan senjata

Pada Sabtu (11/11/2023), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa pertempuran Israel untuk menghancurkan Hamas akan terus berlanjut dengan kekuatan penuh.

Netanyahu menjelaskan, gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi jika 239 sandera yang disandera Hamas di Gaza dibebaskan. Ia juga menegaskan, Gaza akan didemiliterisasi dan Israel akan mempertahankan kendali keamanan di sana usai perang berakhir.

Sementara itu, warga di kota Gaza melaporkan serangan udara besar-besaran dan penembakan semalaman, termasuk di daerah sekitar Rumah Sakit Shifa. Israel menuduh Hamas mendirikan pos komando di dalam rumah sakit dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Namun, staf medis di Shifa membantah klaim tersebut dan menuduh Israel menyerang tanpa pandang bulu.

“Kami bermalam dengan panik menunggu kedatangan mereka. Mereka ada di luar, tidak jauh dari gerbang," kata Ahmed al-Boursh, seorang warga yang berlindung di rumah sakit. 

3. Generator di rumah sakit Shifa kehabisan bakan bakar

Dilansir Associated Press, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, generator terakhir di rumah sakit Shifa telah kehabisan bahan bakar pada Sabtu. Hal itu menyebabkan kematian dua bayi prematur dan empat pasien lainnya. Selain itu, puluhan bayi lainnya berisiko meninggal akibat ketiadaan listrik.

Wakil Menteri Kesehatan Munir al-Boursh mengatakan, penembak jitu Israel telah dikerahkan di sekitar Shifa dan menembaki setiap gerakan di dalam kompleks tersebut. Dia mengatakan, serangan udara telah menghancurkan beberapa rumah di sebelah rumah sakit, menewaskan tiga orang, termasuk seorang dokter.

“Ada korban luka di dalam rumah, dan kami tidak dapat menjangkau mereka. Kami tidak bisa menjulurkan kepala ke luar jendela," katanya kepada Al Jazeera.

Militer Israel mengatakan, ada koridor aman bagi warga sipil di Shifa untuk mengungsi ke Gaza selatan, namun orang-orang yang berlindung di rumah sakit mengatakan mereka takut untuk keluar.

Militer juga mengatakan, pasukannya akan membantu memindahkan bayi-bayi yang dirawat di sana pada Minggu, dan pihaknya telah berkomunikasi dengan staf rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Deret Menlu yang Ditugasi OKI Selesaikan Konflik Gaza, Ada Indonesia!

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya