PBB Desak Israel Cabut Larangan Pengiriman Makanan ke Gaza Utara 

UNRWA terakhir kirim makanan ke Gaza utara pada Januari

Jakarta, IDN Times - Juru bicara kantor kemanusiaan PBB mendesak Israel untuk mencabut keputusan yang melarang pengiriman makanan ke Gaza utara oleh badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada Selasa (26/3/2024). Ia mengatakan bahwa orang-orang di sana telah menghadapi kematian yang kejam akibat kelaparan.

“Keputusan itu harus dicabut. Anda tidak bisa mengklaim mematuhi ketentuan hukum internasional ini ketika Anda memblokir konvoi makanan UNRWA," kata juru bicara OCHA Jens Laerke dalam pengarahan di PBB, dikutip Reuters.

Baca Juga: Menhan Israel Tetap ke AS untuk Bahas Gaza Usai Resolusi DK PBB

1. Israel sengaja menghalangi bantuan penyelamatan nyawa di Gaza utara

Dilansir The Guardian, UNRWA pada Minggu (24/3/2024) mengatakan bahwa Israel telah melarang mereka memberikan bantuan di Gaza utara, di mana ancaman kelaparan berada di tingkat paling tinggi.

“Meskipun tragedi ini terjadi di bawah pengawasan kami, Pemerintah Israel memberitahu PBB bahwa mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan UNRWA ke utara,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan tersebut, dalam sebuah postingan di media sosial X.

“Ini keterlaluan dan disengaja untuk menghalangi bantuan penyelamatan nyawa selama bencana kelaparan akibat ulah manusia," tambahnya.

Juru bicara UNRWA, Juliette Touma, mengatakan bahwa keputusan itu disampaikan dalam pertemuan dengan pejabat militer Israel pada Minggu. Hal ini menyusul dua penolakan tertulis atas pengiriman konvoi bantuan ke wilayah utara pekan lalu.

Pada Januari, Israel menuduh 12 staf UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan tanpa memberikan bukti. Tuduhan itu menyebabkan beberapa negara donatur, termasuk AS, menangguhkan bantuannya untuk badan tersebut. 

UNRWA telah memecat beberapa anggota stafnya, dengan mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Penyelidikan internal independen PBB pun juga telah diluncurkan.

2. UNRWA terakhir mengirimkan bantuan makanan ke Gaza utara pada 29 Januari

Pekan lalu, penilaian ketahanan pangan yang didukung PBB memperingatkan bahwa kelaparan diperkirakan akan melanda bagian utara Gaza pada Mei jika tidak ada intervensi segera. Touma mengatakan bahwa UNRWA belum bisa mengirimkan makanan ke wilayah utara sejak 29 Januari.

Kepala kantor koordinasi kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, pada Minggu mengatakan bahwa UNRWA adalah jantung respons kemanusiaan di Gaza.

“Keputusan untuk memblokir konvoi makanan ke utara hanya membuat ribuan orang semakin dekat dengan kelaparan. Keputusan itu harus dicabut," tambahnya.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa memblokir pengiriman bantuan UNRWA berarti menyangkal kemampuan orang-orang yang kelaparan untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Sekjen PBB Kunjungi Perbatasan Gaza

3. Warga Gaza berpuasa dengan perut kosong

Israel menggempur Jalur Gaza secara besar-besaran sebagai respon atas serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat 253 lainnya disandera, menurut perhitungan Tel Aviv.

Sejak itu, lebih dari 32 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dan 74 ribu lainnya terluka akibat serangan Israel. Ribuan orang juga dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan.

PBB mengatakan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan, dengan seluruh penduduknya mengalami krisis pangan yang parah. Namun, Israel membantah pihaknya mengakibatkan kelaparan di Gaza dan bersikeras bahwa mereka membiarkan bantuan makanan masuk dalam jumlah yang cukup.

“Kami telah termakan kelaparan. Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan. Kami mendambakan sayuran, ikan, dan daging. Kami berpuasa dengan perut kosong. Kami tidak bisa berpuasa lagi. Kami pusing karena kelaparan. Tidak ada yang bisa membantu tubuh melawan,” kata salah seorang pengungsi, Ummu Mohamed, dikutip Reuters.

Baca Juga: Sekjen PBB: Kegagalan atas Resolusi DK PBB Tidak Dapat Dimaafkann

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya