PBB Wanti-wanti Wabah Penyakit Akan Picu Krisis Kedua di Libya

Akibat air yang terkontaminasi dan kurangnya sanitasi

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang memperingatkan bahwa wabah penyakit di timur laut Libya dapat menimbulkan krisis dahsyat kedua di negara itu. Hal ini terjadi ketika sejumlah orang dewasa dan anak-anak dilaporkan jatuh sakit akibat air yang terkontaminasi.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/9/2023), Misi Dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kurangnya sanitasi dan kontaminasi air setelah dua bendungan jebol ketika terjadi badai Daniel. Gelombang besar air pun menyapu sebagian besar kota pelabuhan Derna pada 11 September.

Jumlah korban tewas bervariasi, dengan pejabat pemerintah dan lembaga bantuan memberikan angka berkisar antara 4 ribu hingga 11 ribu orang.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pemberantasan Penyakit Libya, Haider al-Saeih, mengatakan sedikitnya 150 orang, 55 di antaranya anak-anak, menderita diare akibat meminum air yang terkontaminasi di Derna, dikutip Associated Press.

1. Libya tinggal menunggu hari datangnya epidemi

Kekhawatiran akan ancaman wabah kolera pun semakin meningkat usai banyaknya mayat yang ditemukan membusuk di bawah reruntuhan atau terdampar di laut.

“Saat ini kita tinggal menghitung hari lagi epidemi akan terjadi,” kata petugas medis dari Bulan Sabit Merah Libya kepada The National. “Tidak ada keraguan bahwa kolera akan menjadi tantangan terbesar dalam beberapa minggu ke depan. Upaya internasional akan difokuskan pada pengiriman obat yang tepat ke Derna.”

Kurangnya kesadaran akan bahaya dari penyakit yang dapat ditularkan melalui air ini terlihat jelas di lapangan. Salah seorang warga yang sedang membantu operasi penyelamatan terlihat mendekati pantai dan mulai mencuci tangan dan wajahnya di air.

Seorang pekerja Bulan Sabit Merah Libya mencoba menghentikannya, namun sudah terlambat.

“Hal terbaik yang bisa kami lakukan untuknya adalah membersihkan tangannya dengan alkohol dan berharap yang terbaik. Tapi dia mungkin tertular sesuatu dan kemungkinan besar akan menulari orang-orang yang dekat dengannya,” kata pekerja LSM tersebut.

Baca Juga: Banjir Libya Renggut Ribuan Nyawa, Warga Kecewa Bakar Rumah Wali Kota

2. Tim penyelamat diimbau berhati-hati akibat tingginya risiko penyakit

Di sepanjang garis pantai, tim penyelam Unit Emirat Arab (UEA) bergabung dengan penyelam lainnya dari Perancis, Italia, dan Rusia, untuk mengevakuasi jenazah di dekat bagian utama jembatan lembah Derna.

Banyak warga Derna berada di dalam mobil mereka ketika jembatan tersebut ambruk. Komandan UEA mengimbau timnya untuk tidak mencoba mengambil jenazah dari mobil.

“Apa pun yang membuat misi Anda sulit dan bahkan lebih berbahaya harus dihindari dengan cara apa pun. Risiko penyakit sangat tinggi jadi harap berhati-hati dengan keselamatan Anda sendiri," ujarnya.

“Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Syukurlah kami dilatih untuk misi seperti ini, tetapi kami harus praktis dan memastikan keselamatan kami seaman mungkin. Saya rasa bencana seperti ini belum pernah menimpa wilayah kami."

3. Kementerian kesehatan telah memulai program vaksinasi

Pada Minggu (17/9/2023), Menteri Kesehatan dari pemerintahan timur Libya, Othman Abduljaleel mengatakan pihaknya telah memulai program vaksinasi dalam upaya melawan penyakit yang biasanya muncul pascabencana.

Bulan Sabit Merah Libya mengatakan sedikitnya 11.300 orang tewas dan 10 ribu lainnya hilang. Sementara itu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB menyebutkan angka yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar 4 ribu orang tewas dan 9 ribu lainnya hilang.

Abduljaleel mengatakan sedikitnya 3.338 jenazah telah diidentifikasi dan dikuburkan hingga Senin (18/9/2023) malam. Pekan lalu, Wali Kota Derna, Abdel-Moneim al-Gaithi, memperkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai 20 ribu orang.

Baca Juga: Banjir Libya, Pemerintah Dituding Abai Ancaman Bencana

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya