Presiden Guatemala Kunjungi Taiwan, Bikin China Berang!

Guatemala salah satu dari sedikit negara yang pro Taiwan

Jakarta, IDN Times - Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengunjungi Taiwan pada Senin (24/4/2023) untuk memperkuat hubungan diplomatik. Lawatan itu rupanya memicu kemarahan China.

Dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan, Giammattei tampak dikawal oleh Menteri Luar Negeri Joseph Wu saat tiba di Bandara Internasional Taoyuan.

Sebelum berangkat ke Taipei, Giammattei mengatakan dia melakukan perjalanan tersebut untuk mengirim pesan yang jelas bahwa setiap negara memiliki hak untuk mengatur diri sendiri.

Guatemala merupakan salah satu dari sedikit negara yang tersisa yang mengakui kedaulatan Taiwan. Daftar tersebut telah menyusut dalam beberapa tahun terakhir akibat Beijing terus berusaha untuk mengisolasi Taipei di panggung internasional.

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut kembali suatu saat nanti. Sementara itu, pemerintah Taiwan menegaskan hanya penduduk pulau itu yang bisa menentukan masa depan mereka.

1. China bujuk Guatemala untuk beralih ke Beijing

Dikutip dari CNA, Beijing mengatakan pengalihan pengakuan ke China, yang merupakan mitra dagang utama bagi negara Amerika Tengah, akan sejalan dengan kepentingan fundamental Guatemala dan aspirasi rakyatnya.

"Kemerdekaan dan gerakan separatis Taiwan bertentangan dengan arus sejarah dan tidak lain adalah tipuan yang menipu diri sendiri oleh otoritas Partai Progresif Demokratik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.

"Itu tidak bisa menghentikan tren historis reunifikasi China yang tak terelakkan," tambahnya.

Awal bulan ini, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah mengunjungi Guatemala dan Belize, untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan sejak Honduras beralih ke China bulan lalu.

Dalam perjalanan kembali ke Taipei, Tsai singgah di Amerika Serikat untuk bertemu dengan Ketua DPR Kevin McCarthy.

Sebagai tanggapan, China kemudian mengadakan latihan militer selama tiga hari di sekitar Taiwan.

Baca Juga: Sempat Lemas, Turis Taiwan Meninggal Saat Snorkeling di Nusa Penida

2. Guatemala harapkan perdagangan yang lebih seimbang

Selama kunjungannya dari Senin hingga Kamis, Giammattei dijadwalkan berpidato di parlemen Taiwan dan mengunjungi perusahaan teknologi di Taichung. Dia juga akan menghadiri acara yang mempromosikan kopi Guatemala, menurut kantor presiden Taiwan.

Menteri Ekonomi Guatemala Janio Rosales, yang mendampingi Giammattei, mengatakan negaranya tidak memiliki masalah utang dengan Taiwan seperti Honduras, tetapi menginginkan perdagangan yang lebih seimbang, karena Guatemala mengalami defisit perdagangan dengan pulau tersebut.

"Kami ingin memiliki perdagangan seimbang yang lebih baik, jadi yang kami promosikan adalah untuk lebih banyak investasi dari perusahaan dari Taiwan hingga Guatemala, dan memperluas kerja sama antara kedua negara. Ini merupakan aliansi yang hebat," katanya.

3. Sisa 13 negara yang mendukung Taiwan

Sebelum Honduras, empat negara lain di kawasan Amerika Latin, yakni Panama, Republik Dominika, El Salvador, dan Nikaragua, telah mengalihkan dukungan mereka dari Taipei ke Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir DW, hubungan Taiwan dengan Paraguay yang telah berjalan selama 65 tahun juga berisiko, setelah kandidat oposisi Efrain Alegre disebut akan berpihak Beijing jika dia terpilih dalam pemilihan presiden pada 30 April mendatang

Namun, Taipei mengatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

Saat ini, Taiwan masih menjaga hubungan diplomatik dengan 13 negara, yaitu Kepulauan Marshall, Nauru, Palau, Tuvalu di Pasifik, Eswatini di Afrika, Kota Vatikan di Eropa, Belize, Guatemala, Haiti, Paraguay, Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines di Amerika Latin dan Karibia.

Baca Juga: [WANSUS] Sepak Terjang Nahdlatul Ulama di Taiwan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya