Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kamera merekam adegan film (pexels.com/Donald Tong)
ilustrasi kamera merekam adegan film (pexels.com/Donald Tong)

Intinya sih...

  • Jiao menyamar sebagai Sister Hong, menipu 1.600 pria

  • Korban termasuk warga asing, direkam diam-diam dan disebarkan dalam grup berbayar

  • Kasus ini memicu kekhawatiran publik China soal privasi dan keamanan di media sosial

Jakarta, IDN Times - Media sosial di China digemparkan oleh kasus seorang influencer yang dikenal sebagai Sister Hong atau Uncle Red. Pria tersebut ditangkap polisi karena melakukan perekaman ilegal terhadap ratusan pria saat berhubungan intim, dan menyebarkan video itu secara daring demi keuntungan pribadi.

Kasus ini jadi sorotan besar di China, tak hanya karena jumlah korban yang fantastis, tapi juga identitas pelaku yang menipu banyak orang lewat persona palsu di media sosial. Dilansir dari South China Morning Post Jumat (17/7/2025), Kepolisian Nanjing, Provinsi Jiangsu, China Timur, mengumumkan telah menangkap seorang pria bermarga Jiao pada 6 Juli 2025 akibat tuduhan penyebaran konten cabul melalui platform online.

Jiao memasang kamera tersembunyi di apartemennya dan merekam aktivitas seksual dengan para tamu pria tanpa sepengetahuan mereka. Video tersebut dia bagikan dalam grup daring eksklusif yang mewajibkan biaya langganan sekitar 150 yuan atau setara Rp340 ribu per orang.

1. Berdandan ala perempuan untuk pikat korban

Jiao dikenal di dunia maya sebagai Sister Hong, sosok perempuan paruh baya yang feminin, ramah, dan sedang mencari cinta sejati. Dalam unggahannya, dia sering terlihat sedang memasak, berkebun, atau membagikan cerita personal sebagai wanita yang sudah bercerai.

Tapi faktanya, Jiao adalah pria yang gemar cross-dressing. Dia memakai riasan tebal, wig panjang, serta memalsukan suara agar terdengar seperti perempuan.

Banyak pria tertarik dengan penampilannya, lalu datang ke apartemennya untuk bertemu langsung. Beberapa dari mereka ternyata sadar Jiao adalah pria, namun tetap melanjutkan pertemuan atau hubungan intim dengannya.

2. Korban lebih dari 1.600 pria, termasuk warga asing

ilustrasi korban kekerasan (freepik.com/doidam10)

Dalam pengakuannya, Jiao menyebut telah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 1.600 pria dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Para korban termasuk mahasiswa, profesional muda, pelatih gym, hingga warga negara asing.

Dia memikat para pria dengan iming-iming "layanan seksual gratis", hanya meminta mereka membawa hadiah kecil seperti buah, minyak goreng, susu, atau peralatan rumah tangga. Meski begitu, banyak dari pertemuan itu justru direkam secara sembunyi-sembunyi.

Ironisnya, video hasil rekaman itu disebarkan dalam grup berbayar milik Jiao. Beberapa korban bahkan dikenali oleh kerabat atau teman dekat karena wajah mereka jelas terekam.

Kasus Sister Hong langsung viral dan menempati posisi teratas tren media sosial China. Banyak yang terkejut dengan modus penipuan seksual tersebut, terutama karena ada unsur penyebaran konten tanpa izin serta potensi pelanggaran kesehatan.

Bahkan, CDC Nanjing (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) langsung turun tangan dengan membuka layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi siapa saja yang merasa pernah berinteraksi dengan Jiao.

"CDC Nanjing membuka layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi Anda yang pernah berinteraksi dengan Sister Hong," begitu pernyataan mereka.

3. Kekhawatiran publik China

ilustrasi China (by #Brett Sayles on Pexels

Kasus ini memicu diskusi luas di internet soal pentingnya edukasi digital, privasi, hingga keamanan dalam hubungan personal, terutama di era media sosial dan kencan daring. Banyak netizen menyerukan agar aparat lebih ketat mengawasi penyebaran konten cabul serta mengedukasi publik soal bahaya jebakan digital.

Kini, Jiao ditahan dan tengah menjalani proses hukum atas dugaan pelanggaran pidana terkait pornografi, pelanggaran privasi, dan potensi penularan penyakit seksual akibat praktik seks tanpa pengaman.

Editorial Team