Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)
Muhammad Shehada, dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, mengatakan setelah lebih dari setahun serangan Israel yang menghancurkan di Gaza, Hamas tidak ingin perang terjadi lagi dan mencobanya dengan berbagai cara.
"Dan salah satu garis merah tersebut adalah bahwa mereka pada dasarnya harus terus ada, sedangkan posisi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu adalah bahwa mereka harus membubarkan diri," katanya.
Sejak dimulainya perang, Netanyahu telah bersumpah menghancurkan kapasitas Hamas untuk berperang atau memerintah, sesuatu yang ditolak kelompok militan tersebut.
Namun, kesan bahwa Washington sekarang sepenuhnya sejalan dengan pemerintahan Netanyahu, seperti yang ditunjukkan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio minggu ini, memperkuat posisi Israel dalam negosiasi.
"Netanyahu seperti diberi banyak ruang untuk menekan Hamas,. Sedangkan Presiden (AS) Donald Trump lebih suka perjanjian itu terus berlanjut, tapi ia membiarkan peluang terbuka bagi Netanyahu selama gencatan senjata dipertahankan," ujar Michael Horowitz, seorang ahli di konsultan manajemen risiko Le Beck International.