Hamas Beri Hadiah Anting Emas ke Sandera Israel, Warga Gaza Geram

Jakarta, IDN Times - Hamas telah memberikan hadiah kepada para sandera Israel yang dibebaskan, seperti medali, peta Gaza, dan aksesori yang menampilkan bendera Palestina. Namun, salah satu hadiah yang diberikan baru-baru ini membuat banyak warga Gaza geram.
Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dilaporkan memberikan sepasang anting emas kepada putri Sagui Dekel-Chen, salah satu dari tiga sandera yang dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025). Putri Dekel-Chen lahir 4 bulan setelah penangkapannya pada 7 Oktober 2023.
Dilansir dari The National, Alaa Matar mengaku sakit hati saat melihat sandera tersebut diberikan hadiah anting-anting. Ia kehilangan istri dan putrinya yang berusia 6 tahun dalam serangan udara Israel beberapa waktu lalu.
"Mengapa dia mendapatkan hadiah untuk diberikan kepada putrinya sementara saya sangat ingin memeluk anak saya? Kenapa ibunya masih terkubur di bawah puing-puing, dan tidak ada yang peduli untuk mengeluarkannya agar kami setidaknya bisa membangun makam untuknya?" kata Matar, menuduh Hamas tidak mempertimbangkan perasaan warga Gaza.
1. Hamas dituduh lebih mementingkan opini internasional
Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh Hanan Jamal, warga kota Gaza. Ia mengatakan bahwa Hamas lebih memedulikan opini internasional ketimbang duka ratusan ribu keluarga Palestina.
"Hadiah emas itu, apa tujuan di baliknya? Dan berapa banyak ibu di luar sana yang berduka atas kehilangan anak-anak mereka?" kata perempuan berusia 38 tahun.
Ia menceritakan bahwa salah satu temannya kehilangan ketiga anaknya dalam serangan Israel setelah bertahun-tahun menjalani perawatan kesuburan. Temannya itu kini cacat setelah terjebak di bawah reruntuhan selama berhari-hari.
"Dia berusaha agar bisa hamil lagi, tetapi harapannya hampir nihil. Ada ribuan ibu yang tidak akan pernah bisa memiliki anak lagi setelah kehilangan mereka dalam perang yang brutal ini," tambahnya.
Perang di Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 48 ribu warga Palestina dan melukai sekitar 111.670 lainnya. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
2. Pemberian hadiah dianggap memiliki tujuan strategis
Sementara itu, Alaa Baroud dari kamp pengungsi Al Shati di Gaza mengungkapkan, pemberian hadiah tersebut kemungkinan memiliki tujuan strategis.
"Kami melihat bahwa Al-Qassam mengirim hadiah kepada tahanan Israel. Hadiah ini mungkin memiliki makna simbolis, salah satunya adalah bahwa, sebagai Muslim, kami memperlakukan tahanan musuh sesuai dengan ajaran Islam. Pendekatan ini juga dapat bermanfaat bagi kondisi psikologis para tahanan," jelasnya.
Dari segi diplomatik dan politik, tindakan ini juga dapat mengirimkan pesan kepada masyarakat Israel, bahwa terlepas dari apa yang terjadi di Gaza, pejuang Palestina tetap memperlakukan para sandera dengan baik.
Terkait hadiah anting-anting emas, Baroud menilai hal itu menunjukkan bahwa kelompok perlawanan mengetahui semua perkembangan terbaru tentang para sandera, termasuk keadaan keluarga mereka.
3. Warga Palestina alami perlakuan buruk di penjara Israel
Sebanyak 369 warga Palestina juga dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai imbalan atas pembebasan sandera pada Sabtu. Empat di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Sebagian besar dari mereka yang dibebaskan terlihat kehilangan berat badan yang cukup drastis. Beberapa di antaranya tampak kesulitan berjalan akibat kondisi kesehatan yang buruk dan penyiksaan yang mereka alami.
Hazem Rajab, salah satu tahanan yang dibebaskan dalam pertukaran terbaru, menceritakan perlakuan tidak manusiawi yang dialaminya sejak pasukan Israel menangkapnya pada Desember 2023.
“Orang-orang Israel memberitahu kami ‘Selamat datang di neraka’. Itu benar-benar neraka. Sejak hari pertama, kami dipukuli habis-habisan. Pemukulan itu brutal, keras dan tak tertahankan," ungkapnya kepada Al Jazeera.
Menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang membantu memfasilitasi pertukaran tersebut, 24 sandera dan 985 tahanan Palestina telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencata senjata yang dimulai pada Januari 2025.