Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marwan Barghouti dan anak-anaknya (Campaign to Free Marwan Barghouti and All Palestinian Prisoners, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Marwan Barghouti dan anak-anaknya (Campaign to Free Marwan Barghouti and All Palestinian Prisoners, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Hamas menuntut pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalan atas 48 sandera Israel di Gaza.

  • Perundingan gencatan senjata di Sharm el-Sheikh, Mesir, fokus pada kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.

  • Trump optimis tercapainya kesepakatan gencatan senjata pekan ini, sementara Israel terus melanjutkan serangan di Gaza.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Hamas menuntut pembebasan sejumlah tahanan penting Palestina sebagai imbalan atas 48 sandera Israel yang tersisa di Gaza. Hal ini dibahas pada hari kedua perundingan gencatan senjata Israel-Hamas pada Selasa (7/7/2025), bertepatan dengan 2 tahun sejak dimulainya serangan besar-besaran Israel ke Jalur Gaza.

Menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir, beberapa tahanan yang diminta Hamas untuk dibebaskan antara lain Marwan Barghouti, pemimpin senior Fatah yang dipandang banyak pihak sebagai calon penerus Mahmoud Abbas, dan Ahmad Sa'adat, mantan ketua Front Populer untuk Pembebasan Palestina.

Abbas al-Sayyid dan Hassan Salameh, mantan komandan Hamas yang menjalani beberapa hukuman seumur hidup, juga masuk dalam daftar tersebut.

1. Hamas juga tuntut diakhirinya perang secara permanen di Gaza

Perundingan tidak langsung mengenai gencatan senjata di Gaza ini digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir. Delegasi Hamas dipimpin oleh Khalil al-Hayya, yang selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel di Doha bulan lalu, sementara tim negosiasi Israel dipimpin oleh menteri urusan strategis negara tersebut sekaligus orang kepercayaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Ron Dermer.

Utusan khusus Amerika Serikat (AS) Timur Tengah, Steve Witkoff, dan menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, juga bergabung dalam perundingan tersebut.

Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, memaparkan sejumlah tuntutan, termasuk diakhirinya perang secara permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan kesepakatan pertukaran tahanan yang adil. Selain itu, ia juga menyerukan kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, masuknya bantuan kemanusiaan tanpa batas, dan segera dimulainya proses rekonstruksi.

Dilansir dari The New Arab, para mediator saat ini berfokus untuk mencapai kesepakatan awal yang mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina dan penarikan sebagian pasukan Israel. Isu-isu lainnya yang lebih rumit, seperti perlucutan senjata Hamas dan penarikan penuh Israel dari Gaza akan dibahas setelah kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan diselesaikan.

2. Trump yakin kesepakatan gencatan senjata akan tercapai pekan ini

Sementara itu, Trump menyuarakan optimisme terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan pada Minggu (12/10/2025), dengan mengatakan bahwa perundingan tersebut telah berlangsung sangat sukses dan berjalan dengan cepat.

“Saya diberi tahu bahwa tahap pertama seharusnya selesai pekan ini, dan saya meminta semua pihak untuk BERTINDAK CEPAT,” tulisnya di platform Truth Social miliknya.

Proposal perdamaian yang diajukan Trump mencakup upaya rekonstruksi, pembentukan pemerintahan baru di Gaza, serta pengerahan pasukan penjaga perdamaian internasional. Rencana tersebut juga akan mendorong penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza dan masuknya bantuan dalam jumlah besar ke wilayah tersebut jika Hamas menyetujui pembebasan para sandera.

Sekitar 48 warga Israel diperkirakan masih berada di Gaza. Namun, hanya sekitar 20 orang yang diperkirakan masih hidup.

3. Israel lanjutkan serangan di Gaza

Di tengah berlangsungnya perundingan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangan di Gaza, dengan drone dan jet tempur menargetkan kawasan permukiman Sabra dan Tal al-Hawa di Kota Gaza, serta jalan menuju kamp pengungsi Shati di dekatnya.

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai lebih 66.600 orang sejak Oktober 2023. Sedikitnya 104 orang telah terbunuh sejak Jumat (3/7/2025), hari ketika Trump meminta Israel untuk menghentikan kampanye pengebomannya.

“Semua orang menunggu tercapainya kesepakatan damai sementara bom terus berjatuhan. Pasukan Israel terus menghancurkan seluruh kawasan permukiman dan area hunian di mana warga Palestina berharap bisa kembali dan membangun kembali kehidupan mereka," kata Hind Khoudary dari Al Jazeera.

ACLED, sebuah lembaga pemantau konflik yang berbasis di AS, menyebutkan bahwa Gaza telah mengalami lebih dari 11.110 serangan udara dan drone serta sedikitnya 6.250 serangan artileri dan tembakan selama perang berlangsung. Jumlah korban tewas di Gaza menyumbang 14 persen dari total kematian yang dilaporkan akibat konflik di seluruh dunia dalam dua tahun terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team