Hamas Setuju Bebaskan Semua Sandera Israel yang Tersisa

- Trump perintahkan Israel setop pengeboman Gaza
- Hamas didesak untuk setujui proposal Trump
- Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza
Jakarta, IDN Times - Hamas menyatakan setuju untuk membebaskan seluruh sandera Israel yang tersisa, baik yang masih hidup ataupun mati, di bawah ketentuan rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Diketahui hingga kini masih terdapat 48 sandera yang masih ditahan di Gaza, 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Mengutip NBC News, Minggu (5/10/2025), milisi perlawanan Palestina itu juga menyatakan siap untuk menyerahkan pemerintahan Jalur Gaza kepada badan teknokrat independen Palestina berdasarkan konsensus nasional Palestina dan didukung oleh negara Arab dan Islam.
Proposal Trump menyerukan diakhirinya segera pertempuran di Gaza, pertukaran tahanan dalam waktu 72 jam setelah penandatanganan kesepakatan, penarikan pasukan Israel secara bertahap, pelucutan senjata Hamas, dan pendirian otoritas transisi yang dipimpin oleh Trump.
Hamas mengatakan bahwa beberapa isu dalam proposal Trump akan dibahas lebih lanjut dalam kerangka kerja nasional Palestina yang bersatu. Beberapa isu kemungkinan akan mencakup persenjataan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan jaminan internasional untuk gencatan senjata permanen.
1. Trump perintahkan Israel setop pengeboman Gaza
Merespons Hamas, Trump memerintahkan Israel untuk segera menghentikan pengeboman Gaza. Perintah Trump menggarisbawahi bahwa Israel dan Hamas berada dalam posisi paling dekat dalam dua tahun terakhir untuk mengakhiri perang di wilayah kantong Palestina tersebut.
"Berdasarkan pernyataan yang baru saja dikeluarkan oleh Hamas, saya yakin mereka siap untuk PERDAMAIAN abadi. Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza, agar kita dapat membebaskan para sandera dengan aman dan cepat! Saat ini, terlalu berbahaya untuk melakukan itu," kata Trump.
"Kami sudah berdiskusi mengenai detail yang akan dibahas. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang PERDAMAIAN yang telah lama dinantikan di Timur Tengah," Tambahnya, dikutip dari The Guardian.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa negaranya sedang mempersiapkan implementasi segera tahap pertama dari rencana pembebasan segera semua sandera.
2. Hamas didesak untuk setujui proposal Trump

Sebelumnya pada Jumat, Trump mengatakan Hamas memiliki waktu hingga pukul 18.00 pada Minggu untuk menerima proposalnya. Trump mengancam jika kesepakatan tidak tercapai, Hamas akan dilanda "neraka" yang belum pernah terjadi sebelumnya, dilaporkan BBC.
Tekanan internasional terhadap milisi perlawanan Palestina itu untuk menerima rencana tersebut juga sangat kuat. Sebagian besar kekuatan regional dan internasional menyambut inisiatif Trump.
Selain itu, situasi kemanusiaan yang buruk di Gaza, dengan blokade bantuan Israel yang terus berlanjut dan pemboman harian, juga memberikan tekanan pada Hamas untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang.
Kesepakatan Trump sebagian besar dipandang tidak menguntungkan Hamas. Jika disetujui sepenuhnya, proposal Trump kemungkinan akan mengakhiri Hamas sebagai faksi Palestina bersenjata.
3. Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza

Pada Sabtu, badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa Israel kembali melancarkan puluhan serangan udara dan penembakan artileri di Kota Gaza, meskipun terdapat seruan Trump untuk menghentikan pengeboman. Pihaknya mengatakan 20 rumah hancur dalam serangan tersebut.
Rumah sakit Baptis Kota Gaza mengatakan telah menerima korban dari serangan terhadap sebuah rumah di lingkungan Tuffah, termasuk empat orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Sementara rumah sakit Nasser di Khan Younis mengatakan dua anak tewas dan delapan orang luka-luka dalam serangan drone terhadap sebuah tenda di kamp pengungsian warga Gaza.