Kritik Kebijakan Taliban, Presenter Pria Pakai Penutup Wajah saat Live

Presenter perempuan wajib pakai penutup wajah saat siaran

Jakarta, IDN Times - Taliban resmi mengeluarkan aturan baru untuk mewajibkan presenter perempuan menutupi wajahnya saat sedang siaran langsung.

Kebijakan yang dikeluarkan pada Kamis (19/5/2022) tersebut merupakan lanjutan dari aturan sebelumnya, yang mewajibkan seluruh perempuan menggunakan cadar saat pergi keluar rumah.

Merespons kebijakan tersebut, para presenter laki-laki di Afghanistan turut mengenakan penutup wajah saat sedang siaran langsung. 

1. Kesulitan berinteraksi saat siaran dengan presenter perempuan

Kritik Kebijakan Taliban, Presenter Pria Pakai Penutup Wajah saat LiveIlustrasi pria menangis (Unsplash.com/Tom Pumford)

Bentuk solidaritas ini pertama kali terlihat pada stasiun televisi TOLO News, di mana beberapa presenter laki-lakinya menggunakan masker saat sedang siaran langsung.

Dilansir The Guardian, pada Kamis (26/5/2022) salah satu presenter laki-laki yang identitasnya dirahasiakan mengaku kesulitan saat berhadapan dengan rekan presenter perempuannya yang mengenakan penutup wajah. 

"Saat aku melihat rekan kerja perempuanku menggunakan masker dan muncul di televisi, aku meneteskan air mata," kata dia. 

Baca Juga: Taliban Perintahkan Presenter Perempuan di Afghanistan Tutupi Wajahnya

2. Menutup wajah sebagai bentuk dukungan

Dilansir dari akun Twitter @TOLONews, aksi ini berlangsung sampai Rabu (25/5/2022). Idrees Farooqi, pemimpin redaksi dan kepala berita di 1TV, menyatakan dukungan bagi rekan perempuannya.

"Kami berdiri di samping rekan-rekan perempuan kami dan memprotes perintah ini karena kami tahu betapa sulitnya tampil di TV dengan wajah tertutup," kata Farooqi, dikutip dari Al Jazeera.

3. Sulit siaran sambil menutup wajah

Kritik Kebijakan Taliban, Presenter Pria Pakai Penutup Wajah saat LiveIlustrasi Stigma terhadap Cadar, Stereotip Cadar (IDN Times/Mardya Shakti)

Di tengah banyaknya dukungan dari berbagai pihak, terutama presenter laki-laki, para presenter perempuan harus menghadapi kesulitan dengan kebijakan terbaru Taliban.

Sonia Nizai, presenter perempuan TOLO News, merasa tidak siap secara mental dan moral karena harus melakukan siaran selama tiga jam dengan memakai masker.

"Aku tidak dapat bernafas atau berbicara dengan baik. Bagaimana aku dapat membawakan acara itu?" tambah Khatira Ahmadi, salah satu presenter perempuan di TOLO News.

Dilansir dari NPR, Federasi Jurnalis Internasional mengumumkan hasil survei pada Maret, bahwa 87 persen jurnalis perempuan mengalami diskriminasi gender dan 60 persen jurnalis perempuan kehilangan pekerjaannya pada masa kepemimpinan Taliban.

4. Semangat presenter perempuan untuk terus bersuara

Kritik Kebijakan Taliban, Presenter Pria Pakai Penutup Wajah saat LiveIlustrasi Cadar (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun kebijakan terbaru Taliban menghambat kinerja presenter perempuan di Afghanistan, hal tersebut tidak menghentikan Mahira (nama samaran) untuk terus melakukan pekerjaannya.

"Aku tidak dapat berhenti. Karena kami adalah suara bagi mereka yang tidak diizinkan pergi sekolah, kuliah, ataupun bekerja. Kalau kami pergi, siapa yang akan bersuara untuk mereka?" ungkap Mahira.

Baca Juga: ISIS Diduga Dalangi Bom Masjid-Transportasi di Afghanistan, 11 Tewas

Hamdiki Roziqi Photo Writer Hamdiki Roziqi

Content Writer in the making.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya