Houthi Jatuhkan Hukuman Mati pada 44 Orang atas Tuduhan Spionase

Intinya sih...
- Pengadilan Houthi di Yaman menjatuhkan hukuman mati kepada 44 orang atas tuduhan mata-mata dan bekerja sama dengan koalisi pimpinan Arab Saudi.
- CEO Prodigy Systems, Adnan al-Harazi, termasuk yang dihukum mati. Pengacara menuding Houthi melakukan penyiksaan fisik dan psikologis terhadap tahanan.
- Houthi telah memenjarakan ribuan orang selama perang saudara di Yaman sejak 2014, dengan pengadilan seringkali menjatuhkan hukuman berat kepada mereka yang dituduh bekerja sama dengan koalisi pimpinan Saudi.
Jakarta, IDN Times - Pengadilan yang dijalankan oleh kelompok Houthi di Yaman menjatuhkan hukuman mati kepada 44 orang atas tuduhan mata-mata pada Sabtu (1/6/2024).
Dilansir Associated Press, pengacara pembela Abdel-Majeed Sabra mengatakan para terpidana tersebut termasuk di antara 49 orang yang ditahan oleh Houthi karena dituduh bekerja sama dengan koalisi pimpinan Arab Saudi, yang telah berperang dengan kelompok itu sejak 2015. Empat lainnya dijatuhi hukuman penjara.
Sabra menambahkan, 16 orang dijatuhi hukuman mati secara in absensia, sementara 28 lainnya dibawa ke Pengadilan Kriminal Khusus di ibu kota, Sanaa.
1. Houthi dituding siksa tahanan secara fisik dan psikologis
Salah seorang yang dijatuhi hukuman mati adalah Adnan al-Harazi. Ia adalah CEO Prodigy Systems, sebuah perusahaan berbasis di Sanaa yang mengembangkan sistem untuk membantu kelompok kemanusiaan mendaftar dan memverifikasi distribusi bantuan di negara tersebut. Pria itu ditangkap pada Maret 2023.
Sabra mengatakan bahwa keputusan pengadilan pada Sabtu juga memerintahkan penyitaan properti milik al-Harazi.
Pengacara itu menuding Houthi menyiksa para tahanan secara fisik maupun psikologis. termasuk menahan mereka dalam sel isolasi selama sembilan bulan. Dia mengatakan bahwa tim pembela mengundurkan diri pada awal persidangan setelah hakim menolak mengizinkan mereka mendapatkan salinan dokumen kasus, dan menyebut persidangan itu tidak adil.
2. Ribuan orang telah dipenjara oleh Houthi selama perang di Yaman
Houthi telah memenjarakan ribuan orang selama terjadinya perang saudara di Yaman sejak 2014. Menurut laporan investigasi Associated Press, beberapa tahanan disiram dengan air keras, dipaksa digantung di pergelangan tangan mereka selama berminggu-minggu atau dipukuli dengan tongkat.
Pengadilan di Sanaa dan wilayah lain yang dikuasai Houthi di Yaman biasanya menjatuhkan hukuman berat kepada mereka yang dituduh bekerja sama dengan koalisi pimpinan Saudi. Pada September 2021, sembilan orang dieksekusi mati karena terlibat dalam pembunuhan pejabat senior Houthi, Saleh al-Samad, dalam serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi pada April 2018.
3. Lebih dari 150 ribu orang tewas akibat perang di Yaman
Yaman terjerumus ke dalam konflik yang menghancurkan, ketika Houthi yang didukung Iran menggulingkan pemerintah dari kota Sanaa dan merebut sebagian besar wilayah utara negeri itu pada 2014.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), kemudian melakukan intervensi pada 2015 dalam upaya memulihkan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, konflik tersebut telah berubah menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Lebih dari 150 ribu orang, termasuk pejuang dan warga sipil, tewas dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia itu.