Howard Tucker Jadi Dokter Tertua di Dunia, Masih Aktif di Usia 102

Jakarta, IDN Times - Dokter bernama Howard Tucker dari Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (AS), masih aktif mengajar dan berkegiatan di usianya yang mencapai 102 tahun. Namun, dia sudah tidak lagi menjalani praktik di rumah sakit.
Tucker telah menjadi dokter ahli saraf aktif dengan merawat pasien selama hampir delapan dekade. Atas dedikasinya selama puluhan tahun, ia dinobatkan sebagai dokter praktik tertua di dunia tepat saat berumur 98 tahun oleh Rekor Dunia Guinness.
1. Aktif mengajar kuliah dan jadi konsultan kasus medis-hukum
Meskipun praktik pengobatannya dalam merawat pasien sudah tidak dijalani setelah rumah sakitnya tutup, Tucker tetap menunjukkan dedikasi yang tinggi di bidang kedokteran. Ia kini aktif dalam mengajar para dokter residen di Case Western Reserve University.
Selain itu, Tucker saat ini juga bekerja pada bidang medis-hukum, yang melibatkan konsultasi dan peninjauan kasus-kasus di bidang medis. Keahlian itu diperoleh setelah ia mendapatkan gelar sarjana hukum pada usia 67 tahun, yang membuktikan bahwa dirinya terus belajar hal baru.
Semangat untuk terus berkontribusi ini tampaknya menular dalam keluarganya. Sara, istri Dokter Tucker, juga masih aktif menjalani praktik sebagai dokter psikoanalisis dan psikiatri di usianya yang lanjut, setelah lebih dari 65 tahun mengabdi.
2. Tucker memiliki tujuan hidup dan kebahagiaan yang cukup
Usia Tucker jauh melebihi angka harapan hidup rata-rata di AS, yang rata-rata mencapai 77,5 tahun. Baginya, umur panjang tidak hanya anugerah genetik dari orang tuanya, melainkan juga hasil dari pola hidup yang didukung dengan asupan gizi seimbang, alkohol, dan kebahagiaan yang cukup.
Menurutnya, seseorang harus memiliki tujuan hidup dan tidak hanya membiarkan dirinya pasif dalam masa pensiun di usia tua. Bahkan, Tucker terus melakukan praktik sebagai dokter hingga berusia 100 tahun dan baru berhenti setelah tempat bekerjanya ditutup.
“Pensiun, menurut saya, adalah musuh umur panjang. Anda harus memiliki tujuan hidup dan bangun di pagi hari serta mengetahui apa yang akan Anda lakukan,” kata Tucker.
Namun, jika memilih pensiun, Tucker menyarankan agar tetap aktif menjalankan hobi atau bahkan pekerjaan sukarela.
"Jika mereka pensiun dari pekerjaan, mereka setidaknya harus melakukan sesuatu sebagai hobi, baik itu pekerjaan bersama atau hobi pribadi. Otak perlu distimulasi setiap hari," ujar dia.
Dilansir dari New York Post, nasihat Tucker tidak hanya berasal dari pengalaman pribadinya, tetapi juga didukung dengan pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan memiliki tujuan hidup, terus belajar, memecahkan masalah, memelihara kreativitas, dan menjaga perhatian adalah kunci untuk tetap tajam secara mental hingga usia tua.
3. Gaya hidup yang secukupnya dan berolahraga
Tucker memiliki pandangan tersendiri untuk gaya hidup, yang menurutnya sesuatu harus dalam batas wajar dan tidak ekstrem, baik positif maupun negatif.
"Tidak ada diet ketat, tidak ada rutinitas latihan khusus, semuanya harus dalam batas wajar. Jika Anda ingin makan steak, jangan jadikan itu kebiasaan sehari-hari," kata Austin Tucker, cucu Tucker, dikutip dari Business Insider.
Selain memiliki tujuan hidup yang jelas, Tucker juga aktif berolahraga dan menjaga gaya hidup sehat. Ia diketahui berlari sejauh dua hingga tiga mil menggunakan treadmill beberapa kali seminggu. Bahkan, hingga usia 80-an akhir, ia aktif berolahraga renang, joging, hiking, dan bermain ski.
Pola hidup sehatnya juga didukung dengan konsumsi makanan bergizi, yang terdiri dari banyak buah-buahan, sayur, dan ikan. Namun, satu hal yang sangat dihindari oleh Tucker adalah merokok, sebuah kebiasaan yang ia tinggalkan sejak muda.
Dalam tulisannya di CNBC, Tucker mengatakan bahwa rahasia umur panjang yang sebenarnya adalah tidak ada rahasia khusus. Manusia hidup setiap hari dan akan mati sekali, jadi yang harus dilakukan adalah memanfaatkan waktu yang dimiliki sebaik-baiknya.