ICC Didesak Selidiki Biden dan Menterinya soal Kejahatan Perang Israel

Jakarta, IDN Times - Kelompok hak asasi manusia di Amerika Serikat (AS), Democracy for the Arab World Now (DAWN), meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki mantan Presiden AS Joe Biden dan para pejabatnya. Mereka diduga berperan dalam kejahatan perang Israel di Jalur Gaza.
Dalam pengajuannya yang diumumkan secara publik pada Senin (24/2/2025), DAWN menuduh Biden, bersama mantan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan mantan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, membantu dan bersekongkol dengan Israel. Mereka juga dituding sengaja berkontribusi terhadap kejahatan perang dan kemanusiaan Negara Zionis itu di Gaza.
Organisasi HAM tersebut menuduh bahwa para mantan pejabat AS tersebut melanggar pasal-pasal Statuta Roma dan piagam pendirian pengadilan dalam mendukung Israel.
"Bom yang dijatuhkan di rumah sakit, sekolah, dan rumah warga Palestina adalah bom AS. Kampanye pembunuhan dan penganiayaan dilakukan dengan dukungan AS," kata anggota dewan DAWN, Reed Brody, dilansir Anadolu.
1. DAWN menyoroti dukungan AS untuk memfasilitasi kejahatan Israel di Gaza
Pengajuan DAWN menyoroti dukungan militer, politik, dan publik AS terhadap tindakan Israel. Itu mencakup lebih dari 17,9 miliar dolar AS (setara Rp292 triliun) dalam bentuk transfer senjata sejak 7 Oktober 2023, termasuk pembagian intelijen dan perlindungan diplomatik, seperti memveto beberapa resolusi di Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB.
Pengajuan organisasi HAM itu menjabarkan apa yang digambarkannya sebagai pola keputusan yang disengaja oleh para pejabat untuk memberikan dukungan guna memfasilitasi kejahatan Israel di Gaza. Para mantan pejabat disebut mengetahui niat untuk melakukan kejahatan Israel, mengutip The Guardian.
"Mereka tidak hanya mengabaikan dan membenarkan banyaknya bukti kejahatan keji dan disengaja yang dilakukan Israel, serta mengesampingkan rekomendasi staf mereka sendiri untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel," kata Direktur Eksekutif DAWN, Sarah Leah Whitson.
"Mereka juga melakukan hal yang sama dengan memberikan dukungan militer dan politik tanpa syarat kepada Israel untuk memastikan Israel dapat melakukan kekejamannya," sambungnya.