Kurangi Turis, Belanda Akan Larang Ganja dan Batasi Distrik Merah

Turis dianggap mulai mengganggu di Belanda

Jakarta, IDN Times - Dewan kota Amsterdam telah menyetujui proposal untuk menutup terminal kapal pesiar di pusat kota pada Kamis (20/7/2023). Rencana itu disetujui sebagai upaya untuk mengurangi polusi dan jumlah wisatawan.

Langkah itu merupakan salah satu upaya Belanda untuk mengatasi dampak pariwisata. Kebijakan lain yang telah diambil adalah melarang merokok ganja dan alkohol di distrik lampu merah.

1. Terminal tidak langsung ditutup

Kurangi Turis, Belanda Akan Larang Ganja dan Batasi Distrik MerahIlustrasi kapal pesiar. (Unsplash.com/Peter Hansen)

Dilansir Associated Press, anggota dewan Amsterdam mendukung mosi yang menyerukan pemerintah kota memindahkan terminal dari lokasinya saat ini, yang dekat dengan stasiun kereta api pusat.

"Keputusan yang jelas telah dibuat oleh dewan bahwa kapal pesiar (terminal) harus meninggalkan kota. Eksekutif kota Amsterdam sekarang akan bekerja untuk mengimplementasikannya. Bagaimanapun, sejauh yang kami ketahui, kapal-kapal besar tidak lagi berlabuh di pusat kota Amsterdam," kata Ilana Rooderkerk, pemimpin partai D66 tengah di Amsterdam, pada Jumat (21/7/2023).

Dick de Graaff, direktur Cruise Port Amsterdam yang mengoperasikan terminal di pusat kota, mengatakan bahwa perusahaan telah mencatat pemungutan suara dan sedang menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah kota.

“Tidak ada penutupan terminal secara langsung. Panggilan dewan adalah untuk merelokasi terminal, dan kami menunggu tindak lanjut dari anggota dewan dalam penyelidikan," ujar De Graaff.

De Graaff memperkirakan, terminal Amsterdam akan menampung 114 kapal yang singgah di sana pada tahun ini dan 130 kapal pada tahun depan.

Baca Juga: PM Terlama Belanda Mark Rutte Janji Tinggalkan Politik Usai Pemilu

2. Jumlah penerbangan di Amsterdam juga akan dipangkas

Kurangi Turis, Belanda Akan Larang Ganja dan Batasi Distrik MerahIlustrasi pesawat di bandara. (Unsplash.com/Aron Marinelli)

Bagi Rooderkerk, larangan kapal pesiar lebih dari sekadar mengekang pariwisata.

“Pelayaran yang berpolusi tidak sesuai dengan ambisi berkelanjutan kota kami,” tulisnya di Twitter setelah pemungutan suara.

Dia mengatakan, kapal pesiar yang menjulang tinggi juga menyebabkan ganggun lainnya, yaitu menghalangi pembangunan jembatan kedua di atas jalur air untuk menghubungkan kota dengan pinggiran utara yang berkembang pesat.

Kapal pesiar bukan satu-satunya moda transportasi yang menghadapi pembatasan di Amsterdam. Pemerintah nasional juga telah mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah penerbangan di Bandara Schiphol, pusat penerbangan sibuk yang melayani kota tersebut.

3. Amsterdam berupaya mengurangi kunjungan turis ke distrik lampu merah

Kurangi Turis, Belanda Akan Larang Ganja dan Batasi Distrik MerahIlustrasi distrik lampu merah. (Pixabay.com/PublicDomainPictures)

Dilansir CNN, Amsterdam pada tahun ini diperkirakan bakal menerima lebih dari 18 juta turis yang bermalam. Pada 2025, jumlah turis dapat mencapai 25 juta pengunjung. 

Untuk mengatasi masalah kunjungan turis yang berlebihan, pada 2021 diluncurkan peraturan yang disebut "Amsterdam Tourism in Balance", yang membuat kota harus mengambil tindakan ketika jumlah turis yang bermalam mencapai 18 juta.

Amsterdam pada tahun ini meluncurkan kampanye online "Stay Away". Kampanye itu bertujuan mencegah pria muda Inggris, yang berencana mengunjungi Amsterdam, untuk menyebabkan gangguan. Belanda juga ingin memperingatkan pengunjung berusia antara 18-35 tahun tentang konsekuensi minum terlalu banyak, menggunakan narkoba atau berperilaku antisosial.

Amsterdam juga akan melarang penggunaan ganja di jalan dan mengambil langkah baru untuk mencegah alkohol di distrik lampu merahnya, pusat prostitusi legal di kota itu. Pemerintah kota itu pada 2019 juga mengumumkan bakal mengakhiri tur di distrik lampu merah, dengan alasan kekhawatiran tentang pekerja seks yang diperlakukan sebagai objek wisata.

Dalam upayanya untuk membatasi pariwisata dan mencegah gangguan, Amsterdam juga berencana untuk membatasi pelayaran sungai, mengubah hotel menjadi kantor, dan memberlakukan waktu tutup lebih awal untuk klub dan bar.

Hester van Buren, juru bicara wakil wali kota Amsterdam, mengatakan tidak mungkin pusat kota akan menjadi zona bebas pelayaran dalam waktu dekat. Ia mengakui proposal itu tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Belanda Segera Kembalikan Ratusan Artefak Bersejarah Indonesia

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya