Belgia Tangguhkan Penampungan bagi Pria Lajang Pencari Suaka

Keluarga, perempuan, dan anak-anak lebih diutamakan

Jakarta, IDN Times - Belgia mengumumkan akan menangguhkan tempat penampungan bagi pria lajang yang mencari suaka pada Rabu (30/8/2023). Kebijakan tersebut dilakukan karena kapasitas penerimaan yang tidak mencukupi dan pemerintah memprioritaskan keluarga, perempuan, dan anak-anak.

Belgia telah menghadapi krisis suaka yang akut karena jumlah orang yang datang ke negara tersebut meningkat pesat dibandingkan tahun lalu. Kegagalan menyediakan tempat berlindung bagi pengaju suaka telah membuat Belgia dikritik.

Baca Juga: Usai Undang Pejabat Iran-Rusia ke Belgia, Wali Kota Brussels Resign

1. Pemerintah berusaha menjaga agar anak-anak tidak berada di jalan

Menteri Suaka dan Migrasi Belgia Nicole de Moor mengatakan pemerintah telah memperkirakan akan semakin banyak keluarga dan anak-anak yang mencari perlindungan.

“Dalam beberapa hari terakhir, jumlah keluarga dengan anak-anak yang mencari suaka meningkat tajam. Saya ingin sepenuhnya menghindari anak-anak turun ke jalan pada musim dingin," kata De Moor, mengutip dari RTE.

De Moor tidak mengatakan berapa lama penangguhan akan dilakukan. Menurut badan suaka Uni Eropa (UE), pemohon suaka laki-laki pada tahun lalu menyumbang 71 persen dari seluruh permohonan suaka di blok tersebut.

Tahun lalu, Belgia menerima hampir 37 ribu pengajuan suaka. Belgia juga memberikan bantuan kepada sekitar 62 ribu pengungsi Ukraina yang melarikan diri setelah negara mereka diserang Rusia.

Baca Juga: Warga Belgia di Karangasem Dideportasi karena Lewati Masa Izin Tinggal

2. Belgia meyakini ada pembagian migran yang tidak setara di UE

Belgia Tangguhkan Penampungan bagi Pria Lajang Pencari SuakaBendera Uni Eropa. (Unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)

De Moor telah mengeluhkan bahwa ada pembagian beban migran yang tidak setara di UE, yang memberatkan Belgia.

“Negara kami telah melakukan lebih dari apa yang seharusnya dilakukan dalam waktu yang lama. Hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi, karena tahun ini, 19 ribu pencari suaka terdaftar di Belgia, dibandingkan dengan 1.500 di Portugal, negara yang memiliki populasi serupa dengan Belgia," katanya.

Kemampuan penerimaan penampungan Belgia dilaporkan telah mendekati kapasitasnya, yaitu 33.500 orang. Dia juga membandingkan Swedia yang mendaftarkan sangat sedikit permohonan suaka dan mengatakan tekanan migrasi di Eropa telah meningkat secara keseluruhan pada tahun ini.

Pada awal Juni, negara-negara UE mencapai kesepakatan mengenai revisi peraturan suaka di Brussel, ibu kota Belgia. Perubahan itu bertujuan untuk berbagi beban dalam menampung pencari suaka di seluruh blok tersebut, dimana negara yang menolak untuk melakukannya harus membayar uang kepada negara yang melakukan hal tersebut.

Namun, penerapannya kebijakan tersebut masih menjadi perdebatan hangat di antara negara-negara anggota, dan kesepakatan tersebut juga masih memerlukan dukungan dari parlemen Eropa.

3. Kebijakan Belgia dikritik organisasi hak asasi manusia

Belgia Tangguhkan Penampungan bagi Pria Lajang Pencari SuakaBendera Belgia. (Unsplash.com/Boudewijn Huysmans)

Dilansir Associated Press, langkah Belgia ini mendapat kritik dari organisasi hak asasi manusia, dimana Dewan Eropa yang beranggotakan 46 negara, kelompok hak asasi manusia paling penting di benua itu, mengambil inisiatif.

"Kurangnya akomodasi mempunyai konsekuensi serius terhadap hak asasi orang yang mengajukan permohonan suaka di Belgia, termasuk dari sudut pandang hak mereka atas kesehatan," kata Komisaris Hak Asasi Manusia Dewan Eropa Dunja Mijatovic.

Pada bulan Desember lalu, Mijatovic mendesak pihak berwenang Belgia untuk memberikan bantuan yang lebih baik kepada para pencari suaka setelah ratusan orang tidur di jalan-jalan Brussels dalam suhu yang sangat dingin, pemandangan yang terjadi hampir sepanjang musim dingin.

“Saya mengulangi seruan saya kepada pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah cepat dan solusi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan struktural dalam sistem suaka di Belgia dan memastikan bahwa akomodasi tersedia bagi semua orang yang mencari perlindungan internasional, termasuk pria lajang,” katanya.

“Kami pikir kami telah melihat semuanya, tapi tidak. Pemerintah Belgia tidak hanya berdiam diri dalam isu hak asasi manusia, tapi juga mengubur mereka dengan 'menangguhkan' penerimaan pencari suaka laki-laki lajang,” kata Philippe Hensmans, direktur Amnesty International Belgia.

Kegagalan dalam menyediakan tempat tinggal bagi pencari suaka membuat badan federal yang menangani pencari suaka divonis lebih dari 5 ribu kali oleh pengadilan buruh.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya