Gambia Tangkap 2 Tentara yang Berkomplot untuk Kudeta Presiden

Sudah ada tujuh tentara yang ditangkap terkait kudeta

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Gambia, pada Senin (26/12/2022), mengumumkan telah menangkap kembali dua tentara terkait upaya kudeta. Pada pekan lalu, pemerintah telah menangkap sekelompok tentara sehubungan dengan upaya kudeta.

Pada pekan lalu, sebuah percobaan kudeta oleh militer untuk menggulingkan Presiden Adama Barrow berhasil digagalkan. Barrow diketahui tidak memilki kepercayaan terhadap militer.

1. Dua tentara yang ditangkap memiliki pangkat kapten dan letnan

Gambia Tangkap 2 Tentara yang Berkomplot untuk Kudeta PresidenIlustrasi tentara. (Unsplash.com/Specna Arms)

Juru bicara pemerintah, Ebrima Sankareh, mengatakan bahwa penangkapan dilakukan pada akhir pekan.

"Dua tentara terkait kudeta (akan) membantu penyelidik mengungkap dugaan rencana untuk menggulingkan pemerintah," kata Sankareh, dilansir Reuters

Tentara yang ditangkap adalah Kapten Ebrima Baldeh dari satuan intelijen militer dan Letnan Omar Colley dari Batalyon Infanteri 1. Pihak berwenang saat ini masih memburu komplotan lainnya.

Secara total, sudah ada tujuh tentara yang ditangkap atas tuduhan upaya kudeta. Hingga saat ini, belum ada satu pun yang telah didakwa di pengadilan.

Upaya kudeta telah dikecam oleh para pemimpin wilayah Afrika Barat dan Tengah. Wilayah tersebut telah menyaksikan enam kudeta militer yang berhasil sejak 2020. Kudeta yang terjadi meningkatkan kekhawatiran atas kemunduran demokrasi.

Baca Juga: Pemerintah Gambia Gagalkan Upaya Kudeta Militer

2. Salah satu tentara yang ditangkap tidak punyak akses terhadap senjata

Gambia Tangkap 2 Tentara yang Berkomplot untuk Kudeta PresidenIlustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)

Melansir BBC, salah satu tentara yang ditangkap pada pekan lalu adalah Kopral Sanna Fadera. Alia Fadera, kakak tertua dari kopral itu, mengatakan adiknya tidak mungkin merencanakan kudeta karena dia hanya seorang petugas medis di angkatan laut tanpa akses ke senjata dan tidak memiliki pengaruh di militer.

"Sejak penangkapan saudara laki-laki saya, kami belum mendengar kabar darinya dan kami khawatir," katanya.

Fadera mengatakan, militer telah menahan adik laki-lakinya di tempat kerjanya Banjul, sebelum membawanya ke desa mereka di Kiang Nema untuk penggeledahan di rumah.

"Rumah dan ladangnya digeledah oleh militer tetapi tidak ada senjata yang ditemukan," tambahnya.

Dia juga mengatakan, saudara laki-lakinya tinggal di desa bersama istri dan empat anaknya, yang sangat terpukul oleh tuduhan tersebut.

Dia menambahkan, adiknya setiap hari melakukan perjalanan bolak balik dari rumah ke tempat kerja dan menjalankan peternakan reptil di waktu luangnya.

"Seluruh desa terkejut dan ketika truk militer datang, sebagian besar penduduk desa keluar untuk melihat apa yang terjadi. Saya meminta pihak berwenang untuk membebaskan saudara saya," tambah Fadera.

3. Hubungan presiden dan militer tidak baik

Gambia Tangkap 2 Tentara yang Berkomplot untuk Kudeta PresidenPresiden Gambia Adama Barrow. (Twitter.com/President Barrow)

Presiden Barrow pertama kali menjabat setelah mengalahkan pemimpin sebelumnya Yahya Jammeh pada pemilu 2016. Jammeh telah berkuasa selama 22 tahun dan dituduh telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Setelah kalah, Jammeh pergi ke pengasingan di Guinea Khatulistiwa.

Dalam kepemimpinannya, Barrow tidak memiliki kepercayaan terhadap militer Gambia. Untuk keamanan pribadinya, dia menggunakan pasukan dari Senegal. Dia juga meminta pasukan dari Nigeria dan Ghana untuk menjaga keamanan bandara internasional utama dan pelabuhan.

Keputusan tersebut membuat Barrow tidak disukai oleh banyak orang di Gambia, yang merasa kedaulatan negara telah dirusak dengan pemerintah yang mengandalkan pasukan asing.

Baca Juga: Jerman Adili Pembunuh yang Disewa oleh Eks Presiden Gambia

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya